TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pelaksanaan sumpah Mubahala yang dilakukan warga Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu Selatan muncul kontroversi dari warga. Kebanyakan warga masih bingung soal tujuan sumpah Mubahalah yang dilakukan Huju (70) atas permintaan sendiri karena difitnah melakukan santet.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kotamobagu Hi Ustad Danny Pontoh mengatakan, sangat terlalu berlebihan prosesi itu dilakukan. Ia menjelaskan, meski MUI pernah melakukan ini kepada Lia Eden, tapi berkenaan dengan isu dugaan santet menurutnya sangat berlebihan.
“Kalau dikaitkan dengan isu santet saya pikir terlalu berlebihan jika harus melakukan sumpah Mubahalah,” katanya.
Namun lanjutnya, tidak ada kelirunya juga jika tujuannya untuk memuaskan semua pihak agar tidak menjadi fitnah kepada perseorangan terutama persoalan santet yang memang sulit dibuktikan.
Ia menambahkan, masih banyak kalangan yang mengaitkan banyak hal dalam kehidupan manusia dengan pendekatan serba mistis. Ia khawatir dalam 20 tahun akan datang peradaban manusia akan terjadi langkah mundur.
“Saya khawatir, peradaban manusia akan mengalami langkah mundur. Saya contohkan, penyakit kusta yang konon katanya adalah kutukan. Ternyata seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan, ternyata ada jawaban medisnya. Jadi jika ada yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan, langkah pertama adalah uji medis untuk mendapatkan jawaban tentang kondisi yang dialami,” tuturnya.
“Jangan terlalu berprasangka apa terlebih berprasangka buruk.Dalam Islam itu dilarang. Fitnah lebih kejam dari membunuh,” ujarnya.(Mg3)