TOTABUAN.CO — Peraih medali emas Olimpiade Atlanta Rexy Mainaky mengatakan saat ini merupakan perjuangan berat sulit untuk mengembalikan tradisi meraih medali emas olimpiade karena sebagian besar atlet terlempar dari rangking dunia.
“Indonesia sebagai negara bulu tangkis kini sulit untuk bicara emas untuk setiap perhelatan olimpiade, tapi untuk hanya sekadar medali (perak dan perunggu, red) masih ada peluang,” kata Rexy di Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Bulu tangkis Indonesia telah mempersembahkan medali emas sejak bulu tangkis pertamakali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona (1992). Hingga Olimpiade Beijing 2008, bulu tangkis dapat mempertahnakan tradisi emas ini melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan. Sayang pada Olimpiade London 2012, Indonesia bahkan gagal memperoleha satu medali pun dari cabang bulu tangkis.
Menurut Rexy yang kini menjabat Kabin Binpres PP PBSI, kelemahan Indonesia terletak pada kualitas atlet. Sejumlah atlet yang produktif (20-30 tahun) terbilang tidak sebaik generasi sebelumnya. Menurutnya, hal ini juga dipengaruhi faktor eksternal yakni munculnya negara kekuatan baru bulu tangkis seperti Thailand, India, Spanyol, Jepang, dan China Taipeh.
“Sulit untuk berharap pada generasi saat ini, tapi untuk pemain lapis ketiga yang saat ini sedang digodok di Pelatnas, justru sebaliknya. Jika benar-benar dibina, bisa jadi Indonesia akan sapu bersih emas pada Olimpiade 2020,” kata dia.
Ia menambahkan PBSI harus melakukan terobosan dalam pembinaan dan pelatihan atlet sehingga mampu mengejar ketertinggalan dari Korea dan Tiongkok.
Pemerintah, PBSI, dan kalangan swasta juga harus bersinergi dalam mengembangkan industri olahraga sehingga muncul suatu liga profesional bulu tangkis yang dapat dijadikan sarana peningkatan kualitas atlet.
“Tidak bisa lagi berpikir, saya latihan begini jadi atlet muda juga harus begini. Zaman sudah berubah, mau tidak mau harus menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan industri olahraga,” kata dia.
Di peringkat dunia, sektor tunggal putra hanya Tommy Sugiarto yang mampu menembus sepuluh besar rangking BWF dengan berada pada urutan ke-5. Wakil Indonesia lainnya pada rangking BWF yakni pada nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/M Akhsan yang berada pada urutan kedua, dan nomor ganda putri atas nama Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang berada urutan ke-10.
Sumber: kompas.com