TOTABUAN.CO — Marc Marquez sukses menjadi juara dunia 2014 di kancah balap MotoGP setelah finis di depan Valentino Rossi, pesaing tekatnya di papan klasemen pembalap sementara.
Finis di belakang Jorge Lorenzo di sirkuit MOtegi kemarin membuat Marquez unggul 82 poin dari Rossi hingga tak mungkin terkejar lagi di tiga seri tersisa musim balap tahun ini.
Berhasil mengunci gelar di sirkuit Motegi yang notabene menjadi menjadi sirkuit kandang Honda, selebrasi perayaan gelar juara dunia dari pembalap andalan Honda ini pun berlangsung spesial dan meriah
Tak hanya melakukan satu selebrasi, Marquez juga melakukan aksi burn-out kala berhenti untuk menemui sang adik, Alex Marquez yang sudah menunggu di pinggir lintasan.
Aksi burn-out ini sendiri sebenarnya hampir dilakukan para pembalap kala memenangi sebuah seri balap, terutama di awal 2000an.
Namun aksi ini sudah jarang dilakukan para pembalap MotoGP di beberapa tahun terakhir. Aksi burn-out Marquez pun menjadi obat penawar rindu para penggemar MotoGP yang sudah tak melihat aksi bakar ban di atas lintasan.
Setelah burn-out ban, Marquez juga melakukan selebrasi wajibnya kala memperoleh gelar juara dunia yakni mengganti helm dan kaos kemenangan.
Kaos berwarna putih dan helm berwarna emas menjadi dua item wajib kala Marquez merayakan gelar juara dunianya. Di musim kemarin, pembalap asal Spanyol ini pun juga menggunakan helm emas dan kaos juara berwarna putih sebagai salah satu aksi selebrasinya.
Uniknya, saat masuk ke paddock juara di pitlane, Marquez yang terlihat sangat antusias terlihat menendang papan podium pertama Jorge Lorenzo yang bertuliskan angka satu. Aksi terakhir yang dilakukan Marquez untuk merayakan juara dunia keduanya adalah dengan berpesta champagne dengan kru tim HRC.
Pesta champagne yang sudah dilakukannya di atas podium bersama Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi ternyata dilanjutkan Marquez dengan berpesta champagne dengan para kru HRC.
Memang keberhasilan Marquez mengamankan gelar juara dunia di sirkuit Motegi ini merupakan hadiah istimewa bagi para kru dan pimpinan HRC dan masyarakat Jepang pada umumnya.
Sumber: merdeka.com