TOTABUAN.CO BOLMONG – Pemeritah akan menjamin ketersediaan pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Di tengah Pandemi Covid-19 ini, selain program penyaluran bantuan yang telah disiapkan selama sembilan bulan ke depan, pemerintah juga telah menyiapkan program ketahanan pangan individu denga penyediaan bibit untuk ditanam diwilayah sebaran kurang lebih 30 titik yang ada di 15 kecamatan.
Kepala Dinas Perkebunanan Bolmong Taufik Mokoginta mengatakan, saat ini bibit jagung manis bersama pupuk kompos mulai disebar disejumah titik tanam di wilayah pantai utara (Pantura).
“Ada dua titik lokasi penanaman di tiap kecamatan. Tiap titik dapat 5 sachet dengan ukuran besar,” jelasnya.
Jaminan ketersediaan pangan katanya, karena sistem penanaman diatur tiap 10 hari. Sehingga diprediksi Bolmong akan panen terus menerus selama dua bulan ke depan.
“Jika terlaksana dengan baik sesuai planning, ini akan memberi dampak ekonomi kepada masyarakat,” jelasnya.
Untuk tapap pertama ini, ketersediaan bibit jagung manis berjumlah 150 sachet. Jumlah 300 sachet asumsinya mencapai 900.000 jagung manis yang akan dihasilkan di 30 titik lokasi tanam tersebar. Hasil tersebut merupakan kebutuhan penyangga bagi masyarakat disamping ada bantuan lainnya yang akan diberikan pemerintah.
Penanaman jagung ini juga akan dikawal Dinas Pekerbunan juga dibantu PPL di wilayah, agar tepat sasaran terutama saat penyaluran jagung manis nanti kepada masyarakat.
Sebelumnya Sekretaris Derah Bolmong Tahlis Gallang menyebutkan hingga kini belum ada kepastian kapan akan berhenti Pandemi Covid-19.
Upaya untuk pencegahan terus dilakukan. Bantuan juga disiapkan untuk warga. Akan tetapi, bantuan itu tak akan bertahan lama.
Selain mengikuti protokoler kesehatan yang saat ini kita lakukan, sebaiknya kita juga dapat mengarahkan pikiran kita pada ketahanan pangan individu.
Menurut Tahlis, bagi yang memiliki lahan seperti sawah, kebun dan pekarangan, untuk dimanfaatan sebagai kesiapan ketahanan individu.
“Bantuan Langsung Tunai dan pembagian Sembako tidak akan mampu menolong kita dalam waktu lama kalau sawah, kebun, pekarangan kita dibiarkan jadi lahan tidur,” ungkapnya.
Menurutnya, seandainya wabah ini semakin meningkat dan kita masyarakat tidak bergerak untuk mempersiapkan cadangan pangan individu, maka akan timbul persoalan yang lebih besar.
“Kemampuan pemerintah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat paling lama hanya bisa bertahan 6 bulan. Bantuan Langsung Tunai berapapun nominalnya, tidak ada artinya bila tidak ada stok pangan yang hendak dibeli,” tuturnya.
Kendati demikian, mantan Sekda Bolsel dan Kotamobagu ini agar warga untuk tidak panik untuk terus dibayang-bayangi oleh Covid-19 yang menyebabkan kita lupa akan hal krusial lainnya yaitu cadangan pangan invidu kita.(Adv)