TOTABUAN.CO BOLMONG — Semangat perempuan memberikan inspirasi di masa pendmi Covid-19 saat ini.
Semangat itu memberikan penguatan dan tergambar di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) guna mendukung pemulihan ekonomi saat bangsa terpuruk.
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow yang hadir sebagai nara bersama Tempo.co dengan tema “Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi”.
Yasti hadir bersama para narasumber seperti sumber seperti Menteri keuangan Sri Mulyani, Staf ahli bidang keuangan dan pembangan UMKM Kementrian BUMN Loto Srinaita Ginting, Direktur PT HM Samporena Elvira Lianita dan Ekonom Indef Enny Sri Hartati Jumat 23 April 2021.
Yasti memaparkan, bahwa pertanian menjadi sektor andalan di masa pandemi Covid-19 untuk Kabupaten Bolmong.
Menurutnya, pemerintah terus melakukan penanganan dan pengendalian laju penyebaran COVID-19 yang telah menimbulkan dampak hebat pada semua sektor. Lewat kebijakannya, penanggulangan di daerah tidak begitu terasa.
Hal itu kata Yasti, menjadi penting karena Covid-19 telah dinyatakan sebagai Global Pandemic pada tanggal 11 Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO). Sehingga bukan hanya dalam skala domestik atau regional, bahkan pada tingkat global pun dibutuhkan langkah-langkah pencegahan yang selaras. Karena hampir semua negara mengalami tekanan akibat global pandemi ini terutama pada sektor ekonomi.
Semangat Presiden Joko Widodo untuk menaruh harapan besar pada sektor pertanian, ternyata sama dilakukan juga pemerintah daerah dengan penyediaan bibit pertanian, pemberian peralatan bagi nelayan.
Momentum itu kata Yasti, untuk meningkatkan kesejahteraan, bukan hanya bagi petani dan nelayan tapi juga pelaku usaha kecil.
Dalam pemaparan itu Yasti mengatakan, bahwa Kabupaten Bolmong kaya akan sumber daya alam. Kabupaten Bolmong merupakan kabupaten terluas diantara kabupaten kota yang ada di Sulut. Bolmong lanjutnya, memiliki kurang lebih 70 ribu hektar lahan perkebunan jagung, 24 ribu lahan pertanian, 50 ribu hektar kelapa dalam, 5 ribuan hektar lahan holtikultura, serta 7 hektar lahan kopi, ditambah lahan cokelat dan lain sebagainya.
Yasti mengatakan, di masa pendemi warga Bolmong tidak merasa sulit. Pemerintah memberikan berbagai stimulus dibidang pertanian baik itu bantuan bibit dan pupuk kepada petani.
Meski dimasa pendemi juga, pemerintah tetap melaksanakan kampanya agar para petani dan nelayan tetap melaksanakan aktivitas namun tetap melakukan protokoler kesehatan.
“Inilah yang membuat warga tidak terlalu terasa dampak ekonomi, karena aktivitas para petani dan nelayan tetap berjalan, meski harus melakukan prokoler kesehatan,” katanya.
Pemerintah kata ikut terlibat, dan meminta mereka bercocok tanam di lahan yang sudah digarap maupun yang baru akan digarap.
Diskusi bersama Tempo.co dalam kaitan momentum Hari Kartini pada 21 April 2021.(Adv)