TOTABUAN.CO BOLSEL – Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Dedy Abdul Hamid menghadiri Opening Ceremony Archipelagic And Island States Forum (AIS) 2019 di Kota Manado Kamis 31 Oktober 2019. Acara tersebut dibuka Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang dihadiri, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Sulut Olly Dondokambey para delegasi dari 21 perwakilan negara dan 4 utusan yang tergabung dalam AIS, serta para kepala daerah se Sulut.
Menurut Dedy, Archipelagic And Island States Forum (AIS) 2019 di Kota Manado memberikan multiplayer efek kepada daerah yang ada di Sulut, khusunya Kabupaten Bolsel.
“Pak Luhut sebagai Menko Maritim dan Investasi, meminta agar pemerintah provinsi dan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan digital,” kata Dedy.
Menurut Dedy, AIS 2019 dan forum bisnis ini merupakan rintisan atau startup karena merupakan bagian dari kerja sama 6 negara kepulauan dan 41 negara pulau yang dimulai sejak tahun lalu. “Tujuannya, saling mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Forum itu juga lanjutnya pemerintah daerah dapat menggerakan potensi yang ada di masyarakat serta melakukan pemecahan masalah yang ada. Sebab khusus, kegiatan AIS 2019 difokuskan untuk mendorong pengembangan bisnis rintisan.
Pelaku usaha di bidang bisnis rintisan akan menjadi kelompok penggerak ekonomi pada masa depan. Hal itu setidaknya didukung oleh sejumlah alasan. Salah satunya, peluang menjanjikan dari ekonomi digital dari 71 juta pengguna internet di dalam negeri. Menurut Menkot Luhut Binsar Panjaitan, jumlah itu menjadi potensi besar untuk dikelola menjadi pasar ekonomi digital.
“Pemerintah sudah sewajarnya memberikan perhatian khusus kepada ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Saya juga memohon agar teman-teman di Manado [Sulut], Gubernur, Pemerintah Provinsi, dan DPRD mendorong perkembangan ekonomi kreatif di sini,” jelas Luhut.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyambut positif pemilihan Manado sebagai lokasi pelaksanaan AIS 2019. Pihaknya berharap kegiatan sejenis dapat diselenggarakan kembali di provinsi Sukut tahun depan.
Dia membeberkan terdapat beberapa alasan Sulut menjadi lokasi yang layak untuk penyelenggaraan AIS. Salah satunya, provinsi ini menjadi pusat kegiatan perlindungan terumbu karang.
“Kantor pusat Coral Triangle Initiative (CTI) ada di sini, ada enam negara anggota CTI,” ungkap Olly.
Dari sisi geografis, imbuhnya, Sulut memiliki kabupaten dengan jumlah kepulauan yang sangat banyak. Selain itu, terdapat dua pulau yang berbatasan langsung dengan Filipina.(*)