TOTABUAN.CO BOLSEL – Tradisi mandi safar yang dilakukan warga yang di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) usdah ada sejak berpuluh tahun. Tradisi ini dilakukan setiap bulan Safar, dalam penanggalan bulan Islam atau tahun Hijriyah.
Acara yang dipusatkan di Desa Nunukan Kecamatan Tomini itu dihadiri Bupati Bolsel Hi Iskandar Kamaru bersama ketua tim penggerak PKK Bolsel Salpian Kamaru Manoppo, para pimpinan SKPD, serta ribuan warga.
Diawali dengan doa syukur bersama di bantaran Sungai kemudian dilanjutkan dengan mandi bersama lewat percikan air. Ritual ini dipercaya dapat menolak bala dan mendatangkan rejeki bagi yang melakukannya.
Menurut Bupati Bolsel Iskandar Kamaru, sejak dulu tradisi ritual ini sudah ada. Sehingga terus dipertahankan denga tujuan untuk menarik sejumlah kunjungan dari dalam dan luar daerah.
“Maka kita tidak perlu heran lagi kenapa setiap ritual mandi safar ini sering diikuti oleh banyak orang,” ungkapnya Rabu 23 Oktober 2019.
Ribuan masyarakat membanjiri lokasi itu diawali dengan doa syukur bersama di bantaran sungai. Kemudian masyarakat akan mandi bersama dari air percikan sungai yang dipimpin para pemuka agama.
Seluruh masyarakat harus mandi ataupun terkena air percikan sungai yang telah didoakan, sebagai rasa syukur dan mengharapkan berkah dari Allah SWT.
Saat ini, pemerintah daerah mengemas ritual mandi Safar menjadi wisata budaya, dengan harapan ajang tahunan tersebut mampu mempopulerkan daerah itu secara keseluruhan.
Selain melakukan doa bersama dipandu para imam dan tokoh adat setempat, ribuan warga menggelar ritual mandi Safar dengan makan bersama dengan menu cita rasa khas tradisional.
“Makan bersama dan berbaur dengan masyarakat tanpa sekat, merupakan ucapan syukur atas berkat yang diberikan bagi masyarakat dan daerah ini,” ungkap Bupati.
Menurut Rizal warga Posigadan, mandi safar merupakan agenda tahunan yang mereka tunggu-tunggu. “Mandi Safar ini kami percaya a dapat menolak bala dan mendatangkan rezeki,” ucap Rizal.
Warga berharap, tradisi ini tetap dilaksanakan secara turun temurun dan jangan sampai putus. “Melalui pemeritah Kabupaten Bolaang Mongondoww Selatan, kami berharap agar bisa melestarikan budaya dan tradisi ini. Sebab kalau hal ini berkembang saya yakin dan percaya ini akan menjadi wisata budaya di Kabupaten Bolsel,” tandasnya. (*)