TOTABUAN.CO BOLMONG – Hujan yang terjadi beberapa pecan terakhir ternyata tak merata di daerah Bolaang Mongondow Raya (BMR). Buktinya, meski sejumlah wilayah diguyur hujan bahkan hingga terjadi banjir, namun, beberapa wilayah mengalami kekeringan.
Salah satunya di Kecamatan Lolayan. Puluhan hektar sawah di Desa Tanoyan Utara dan Tanoyan Selatan mongering, karena debet air bendungan Lolayan mengering.
Akibatnya, petani kesulitan melakukan penanaman, bahkan sebagian lahan dialih fungsikan menjadi perkebunan atau pemukiman. Sejumlah petani di dua desa itu mengaku, jika lahan persawahan mereka sudah tak ada air.
“Saat ini kondisi bendung mulai mengering,” kata Syafri Kobandaha, petani setempat.
Mantan Kepala desa Tanoyan Utara, Mas’ud Lauma, membenarkan kondisi bendung yang sulit mengairi persawahan petani.
“Saluran air dari bendungan dipenuhi lumpur, tidak ada air yang mengalir ke persawahan. Solusinya, harus dilakukan pengerukan lumpur,” kata Lauma.
Dia mengaku jika persawahan di Tanoyan Bersatu merupakan penopang terbesar produksi beras di Kecamatan Lolayan.
“Kami harap ada solusi dari Pemkab. Ini sudah berulang kali kai sampaikan,” turunya.
Editor Hasdy Fattah