TOTABUAN.CO BOLSEL – Hasil tangkapan para nelayan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) masih terkendala terkait dengan pemasaran. Dengan minimnya fasilitas seperti pabrik es, sehingga hasil tangkapan nelayan harus dijual di Kota Bitung dan Gorontalo yang menyebabkan terjadi tambahan biaya.
Hal ini menjadi kelurahan Wakil Bupati Bolsel Dedy Abdul Hamid saat melakukan kunjungan ke Direktorat Kapal perikanan dan alat penangkapan ikan (KAPI) Kamis 4 Juli 2019.
Menurut Kabag Humas Pemkab Bolsel Kasman Jauhari, kunjungan itu terkait pengembangan usaha perikanan tangkap dan sinergitas program dan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan yang ada di Bolsel.
Kunjungan itu diterima Direktur KAPI Kementrian Kelautan dan Perikanan Goenaryo, A.Pi., M.Si. beserta para pejabat Direktorat KAPI lainnya.
Bolsel dengan panjan garis pantai mencapai 294 kilometer sehingga hampir sebagian besar warga adalah nelayan.
Wakil Bupati lanjut Kasman, mengungkapkan saat ini hasil tangkapan nelayan berlimpah. Namun yang menjadi kendala soal pemasaran.
“Hasil tangkapan, harus di bawah ke Bitung atau Gorontalo untuk dipasarkan ini menyababkan biaya bertambah,” kata Kasman mengutip apa yang disampaikan Wakil Bupati.
Kasman mengatakan, upaya pemerintah untuk mencari solusi terkait pemasaran terus dilakukan. Seperti menghadirkan pabrik es. Selain itu mengusulkan tambahan kapal untuk nelayan tangkap, tapi masih terkendala kelompok penerima yang harus memiliki badan hukum.
“Pak Wabub mengusulkan, agar kiranya untuk penyaluran bantuan bisa lewat Bumdes yang ada agar nelayan tidak kesulitan lagi dalam mengusulkan bantuan. Sebab selama ini para nelayan yang ada di Bolsel belum mendapatkan bantuan,” ungkapnya.
Direktur KAPI Kementrian Kelautan dan Perikanan Goenaryo mengatakan akan segera menindaklanjuti terkait dengan permohonan bantuan. Selain itu untuk penyaluran bantuan melalui BumDes itu juga menjadi masukan di Kementrian. (**)