TOTABUAN.CO BOLTIM — Sejumlah petani yang ada di Desa Togid Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolang Mongondow Timur (Boltim) mulai resah dengan datangnya hama.
Di mana hasil panen tahun ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Hal itu karena hasil panen sawah tahun ini banyak diserang hama.
Menurut Irwanto Mopiyo petani asal Desa Togid, ini merupakan panen pertama 2019. Dia mengaku alami kerugian lima juta rupiah.
“Kerugian yang saya alami, disebabkan padi banyak diserang hama dan kurangnya ketersedian obat di Boltim,” ujar Irwanto.
Dia mengatakan, lahan satu hektare biasanya menghasilkan beras hingga 2,5 ton, kini setelah diserang hama tinggal hasilkan 800 kilo gram.
Pengeluaran anggaran mulai dari tanam, bajak hingga panen 8,5 juta rupiah. Hasil panen 800 kilogram. Diberikan ke pemilik lahan 400 kilogram dan biaya giling 100 kilogram. Sisanya bersih 300 kilogram.
Atas hasil panen ini, modal tidak balik, malah merugi. Penyebabya hama ulat batang dan mentek. Hingga sekarang belum ditemukan obatnya untuk membasmi.
Rifandi Mamonto (36) petani Togid berharap, panen bulan depan hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan panen bulan ini.
Kepala Dinas Pertanian Boltim, Soetiono mengatakan, akan turunkan tim, untuk mengecek lahan persawahan di desa Togid.
Kami waktu lalu sudah anjurkan ke petani, untuk tanam serentak,” ujar Soetiono.
Di tambah lagi, waktu lalu sudah diperioritaskan, untuk ikut penyuluhan penanggulangan hama, namun ditolak petani. (**)