TOTABUAN.CO BOLTIM — Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Landjar menegaskan, agar masyarakat tidak terpancing dan percaya soal rumor pengambilalihan lahan HGU, atau membongkar paksa sejumlah rumah yang didirikan di lahan HGU.
Dia menilai rumor itu sengaja digulirkan sebagai reaksi politik usai Pemilu 17 april lalu.
Hal itu dia sampaikan saat menemui puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemuda dan Rakyat, saat melakukan aksi demo.
Aksi demo itu menuntut sikap Bupati terkait persoalan lahan Hak Guna Usaha (HGU), antara Pemkab Boltim dengan PT Ranomout.
“Saya siap menghadapi mereka dan saya yang paling depan. Jika ada yang ingin mengeluarkan masyarakat di lokasi itu, mereka harus mengembalikan dana pemda 2.8 Miliar sebagai ganti rugi. Namun masyarakat tak perlu kuatir, sebab itu sebagai reaksi politik usai pemilu,” kata Sehan.
Sehan menjelaskan, kurang lebih 2,8 Miliar dana yang digelontorkan untuk pembangunan jalan. Makanya saya lagi-lagi berpesan, masyarakat jangan takut dan termakan isu.
Sehan mengapresiasi atas sikap para mahasiswa dan pemuda yang punya jiwa kepedulian terhadap daerah. Selaku pemerintah lanjutnya sejak awal sudah mengetahui persoalan ini. Bahkan sebelumnya sudah membahas dengan PT Ronomout.
Sehan membeberan jika lahan HGU itu rencananya akan dibangun 200 unit Rumah Tingal Layak Huni (RTLH), Masjid Raya, Kampus, kantor Kejari, kantor Pengadilan, Kodim dan Polres.
“Saat ini sudah ada 40 unit RTLH yang di bangun di atas lahan PT. Ronomut itu,” sambungnya.
Untuk sisa 200 unit, akan dibangun tahun ini. Pemerintah tidak hanya diam. “Masyarakat jangan khawatir dan resah, karena ada isu akan di bongkar dan di pindahkan dari lahan itu. Tapi sejauh ini masih aman. Kalau pun ada informasi ada yang akan mengambil kembali lahan itu, atau akan di bongkar paksa, maka jangan percaya,” tambahya.