TOTABUAN.CO BOLMONG– Perkembangan internet dan teknologi informasi yang sangat pesat mempengaruhi secara langsung kebutuhan pokok akan informasi dalam kehidupan saat ini.
Saat ini semakin banyak kalangan pemerintah baik sipil maupun militer, bisnis, organisasi nirlaba, hingga individu yang menjadi sangat ketergantungan dengan fenomena di zaman informasi. Namun kenyamanan serta kemudahan yang ditawarkan di abad informasi tersebut sekaligus mengundang terjadinya tindakan kejahatan atau kriminalitas di dunia maya atau dunia siber yang kita sebut dengan cyber crimes oleh para pelaku yang ingin mengambil kesempatan dan keuntungan dalam dunia maya tersebut.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Parman Ginano melalui Kepala Bidang Persandian dan Statistik Sutoyo Paputungan Kamis 4 April 2019.
Menurut Sutoyo, dalam rangka peningkatan fasilitasi peningkatan layananan keamanan daerah perbatasan serta pengamanan informasi dan ancaman siber Indonesia, Diskominfo Bolmong yang dalam kegiatan Pemprov Sulut di Kabupaten Kepulauan Sangihe kerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI.
Dalam kegiatan itu kata Sutoyo, BSSN memberikan materi tentang pengamanan informasi dan ancaman siber attack di bidang pemerintahan.
“Saat ini bagaiman cara untuk mengantisipasi serangan terjadi dalam bentuk distributed denial of service yang secara tiba-tiba di web service pemerintah, bank, media dan partai politik menerima puluhan ribu pengunjung seketika menyebabkan lumpuhnya system,” ungkap Sutoyo.
Materi lainnya diberikan oleh BSNN yakni Web Deface, Phising, Malware, Hacking, Skimming. Yang kesemuanya dalam keamanan secara menyeluruh dan pengelolaan terstruktur oleh BSSN.
Acara tersebut dihadiri Dinas Kominfo se Provinsi Sulut yang ada di 15 kabupaten/kota.
Bukan hanya itu lanjtunya, sebagai contoh misalnya, serangan dan pencurian data terhadap berbagai situs baik milik pemerintah maupun situs-situs komersial dan perbankan tidak terkecuali kemungkinan serangan terhadap situs-situs milik institusi strategis di Indonesia, seperti situs-situs milik sejumlah lembaga strategis tertentu.
Saat ini akses internet melalui komunikasi nirkabel, baik yang berbayar ataupun fasilitas layanan wi-fi gratis yang tersedia, bisa memungkinkan terjadinya kebocoran informasi pribadi atau rahasia perusahaan yang bisa digunakan untuk menyerang server.
Selain itu adanya resiko serangan malware pada smartphone yang bisa mengakibatkan isi buku alamat dan informasi pribadi lainnya mungkin dapat terkirim ke server eksternal atau yang tidak sah.
Surat elektronik (email) juga tidak luput menjadi serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Target serangan ini bisa individu atau organisasi. Dimana sebuah email dengan lampiran yang terinfeksi virus dikirim dari penyerang atau adanya kasus laporan password yang dicuri atau terinfeksi virus.
“Jika sudah disusupi virus, pengguna akan membuka lampiran maka secara otomatis menyebabkan koneksi ke server eksternal yang dikehendaki penyusuf dan informasi dalam computer akan bocor,” jelasnya.
Oleh karena itu pemerintah mencoba untuk memberikan beberapa langkah bagi pengguna internet untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan. (**)