TOTABUAN.CO BOLMONG–Alasan pihak rumah sakit terkait kehabisan stok benang jahit bagi warga yang miskin yang akan dioperasi saat melahirkan, diragukan.
” Apa itu alasan yang tepat ?,” kata Ketua DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Kadir Mangkat Minggu (22/12).
Alasan yang masih diragukan jika rumah sakit kehabisan stok benang jahit habis, tambahnya .Meski demikian, Mangkat sendiri akan berkoordinasi dengan pihak komisi III untuk memanggil Direktur rumah sakit dokter Sahara Albugis untuk dimintai keterangan soal alasan tersebut. Dia mengaku baru kali ini mendengar jika stok benang jahit habis di rumah sakit habis.
” Kita akan panggil kepala rumah sakit untuk dimintai keterangan. Inikan alasan yang kurang tepat,” tutur Mangkat.
Seperti yang dialami salah seorang warga asal Kopandakan satu Kecamatan Kotamobagu Selatan saat akan dioperasi di rumah sakit itu. Keluarga sederhana itu, terpaksa harus mencari dana sebesar tujuh rupiah untuk membiayai biaya operasi di rumah sakit swasta, karena dirujuk, dengan alasan kehabisan stok benang jahit.
Meski dengan segala permohonan dari pihak pasien karena kondisi biaya, namun tetap saja para dokter yang bertugas di RSDU Datoe Binangkang bersikeras untuk di rujuk ke rumah sakit lain dengan alasan yang sama.
Akhirnya karena dengan kondisi dan waktu yang ada, pasien tersebut di rujuk ke RS Monompia Kotamobagu untuk dioperasi. Namun herannya, yang melakukan operasi juga di RS Monompia, adalah para dokter yang bertugas di RSUD Datoe Binangkang.
Direktur RSUD Datoe Binangkang dokter Sahara Albugis sendiri mengaku, jika pasien tersebut dirujuk karena stok benang jahit habis. Bahkan untuk benang tersebut tidak bisa dibeli di apotik karena nomor benang dan mereknya tidak dijual di apotik di Kotamobagu.
” Nomor benang dan mereknya habisan stok, karena harus didistribusikan dari Manado,”kata Albugis.
Kejadian yang menimpan para pasien yang masuk RSUD Datoe Biangkang itu, bukan baru kali ini terjadi. Waktu lalu, pasien yang berasal dari Desa Passi mengalami hal yang sama. Selain panik karena akan dioperasi, mereka juga harus putar otak untuk mencari biaya operasi. Pihak RSUD Datoe Bianangkang beralasan, karena obat bius untuk pelaksanaan operasi habis.
Editor Hasdy Fattah