TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang kembali bikin warga miskin kecewa. Betapa tidak, saat seorang ibu yang akan melahirkan untuk dioperasi, ditolak dan alihkan ke RS Monompia dengan alasan, kehabisan benang jahit.
“ Kata dokter, benang jahit habis, makanya kami disuruh pindah di RS Monompiah. Sementara kalau operasi di RS Monompia, biayanya mahal,” kata salah seorang anggota keluarga pasien, saat ditemui di RSUD Datoe Binangkang.
Meski dengan kondisi ekonomi lemah, terpaksa hal itu mereka iyakan. Jika biaya operasi di RSUD Datoe Binangkang hanya tiga jutaan, kini mereka harus putar otak untuk menambah biaya operasi di RS Monompia.
“ Kalau biaya operasi di RSUD Datoe Binangkang hanya tiga jutaan. Sementara biaya operasi di RS Monompia diatas tujuh jutaan,” tambahnya.
Yang bikin aneh, yang melakukan operasi itu di RS Monompia , para dokter yang bertugas di RSUD Datoe Binangkang. Usai dioperasi, pasien tersebut dipindahkan lagi di RSUD Datoe Binangkang.
Kepala dinas kesehatan kabupaten Bolaang Mongondow Dokter Rudiawan pun enggan berkomentar soal alasan kehabisan benang. Bahkan dia sendiri menyarankan untuk konfimrasi ke direktur rumah sakit.
“ Baiknya konfirmasi saja ke pihak rumah sakit ya ?,” tutur Rudiawan.
Dikrektur rumah sakit Datoe Binangkang, dokter Sahara Albugis pun enggan memberi tanggapan. Meski sudah dua hari minta dikonfirmasi tak member tanggapan. Bahkan berkali-kali di telepon tak diangkat sementara di SMS pun tak dibalas.
Hal ini bukan kali pertama dialami pasien yang masuk di RSUD Datoe Binangkang saat akan melahirkan. Beberapa waktu lalu, hal itu sama dialami warga Passi saat akan dioperasi saat melahirkan. Pasien tersebut harus dialihkan ke RS Monompia dengan alasan kehabisan obat bius.
Editor Hasdy Fattah