TOTABUAN.CO BOLTIM — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bolang Mongondow Timur (Boltim) mengggelar Sosialisasi Kabupaten Layak Anak (KLA).
Sosialisasi yang digelar di Gedung PKK Desa Togid Kecamatan Tutuyan ini dibuka Sekretaris Daerah Muhamad Assagaf yang dihadiri narasumber dari Dinas P3A Provinsi Sulut, Camat, Kepala Desa serta para stackeholder lainnya.
Menurut Assagaf, sosialisasi KLA ini bertujuan untuk mensinergikan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Sehingga, pemenuhan hak-hak anak Indonesia dapat lebih dipastikan.
Dia menjelaskan, kebijakan ini merupakan implementasi dari tidak lanjut komitmen dunia, melalui World Fit For Children. Dimana kata dia, pemerintah Indonesia juga turut mengadopsinya.
“Sosialisasi ini sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Boltim. Sebab, anak merupakan generasi penerus bangsa maka wajib hukumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kehidupan anak bangsa,” jelas Assagaf Kamis (6/12/2018).
Salah satu poin penting dari proses pengembangan Kabupaten Layak Anak yaitu koordinasi para stackeholder pemenuhan hak anak, yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
“Anak adalah Investasi masa depan bangsa,” ungkap Assagaf.
Sebelum mengakhiri sambutannya Sekda berharap kepada para peserta agar menjadikan kegiatan pelatihan dan sosialisai ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, terutama anak-anak sebagai penerus bangsa.
“Instansi yang terlibat, agar dapat membantu penyusunan rencana aksi daerah ini sesuai dengan klaster yang telah ditentukan,” imbaunya.
Kepala Dinas P3A Boltim Riclany Mamonto menambahkan, program pengembangan Kabupaten Layak Anak pada dasarnya bertujuan untuk menjamin hak-hak anak dalam pembangunan.
Dia juga mengatakan, pada 2018 ini ada 25 kasus yang didampingi DP3A Boltim. 25 kasus itu terjadi sejak Januari hingga November. Namun semua persoalan itu terus mendapat pengawalan.
“Dari total angka itu, lebih banyak adalah kasus penelantaran anak dan kekesrasan,” kata dia.
Untuk meminimalisir terjadi anka kekerasan pada tahun 2019, DP3A akan siapkan langkah. Diantaranya sosialisasi disemua desa yang ada di Boltim.
Karena menurutnya, posisi anak sekarang ini bukan lagi sebagai asset namun harus menjadi investasi masa depan. Sebagai potensi masa depan bangsa, posisi anak harus terjaga dari perubahan global yang berdampak negative baik dari sisi agama, sosial dan budaya.
Penulis: Hasdy