TOTABUAN.CO POLITIK – Kamran Podomi Caleg DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) blak blakan soal Pemilihan legislatif 2019.
Seperti tayangan di youtube chanel Suara Totabuan, Kamran harus menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan Zumi Paputungan dalam program Mongopi Bo Mongurapag.
Dalam tayangan itu, Zumi sebagai presenter mengaku mendapat kesempatan special karena bisa mewancarai mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) yang mencalonkan diri maju ke DPR RI.
Tayangan wawancara yang berduarasi 11:05 menit itu, dikemas dengan santai. Kamran yang tampak mengenakan batik dan peci itu, santai menjabaw sejumlah pertanyaan yang dilontarkan Zumi.
Mantan Kader PAN itu membeberkan, alasannya untuk maju ke DPR RI. Sebab, fakta hari ini katanya, tidak ada lagi kader dari Bolmong Raya yang ada di DPR RI yang menggantikan Aditya Anugerah Moha dan Yasti Soepredjo Mokoagow. Sebab tradisi setiap Pileg, Bolmong Raya harus punya dua perwakilan yang ada di Senayan.
Kamran juga mengungkapkan, atas kondisi yang ada saat ini, selaku kader Bolmong Raya, diperintahkan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow untuk maju untuk menggantikan dirinya di DPR RI.
“Jadi majunya saya ke DPR RI karena kebutuhan dari masyarakat Bolaang Mongondow Raya, serta Sulut pada umumnya,” kata Kamran dalam wawancara tersebut.
Dalam wawacara itu juga, isu pemekaran juga ikut disodorkan Zumi. Seperti komitmen cita cita rakyat BMR terhadap pemekaran Bolaang Mongondow Raya menjadi sebagai Provinsi baru. Selain itu hengkangnya Kamran ke Nasdem juga ikut dijawab.
Namun ditanya hubungan dengan beberapa rival politik di PIleg 2019 ini, seperti Djelantik Mokodompit yang maju dari Partai Golkar, Hi Herson Mayulu yang maju dari PDIP, hingga saat ini masih baik.
“Mereka itu senior. Tetapi ini adalah kompetisi yang positif,” katanya.
Menurut Kamran lawan Djelantik adalah Adrian Paruntu yang juga berasal dari Partai Golkar. Begitu juga dengan Hi Herson Mayulu, lawannya adalah Adriana Dondokambey yang berasal dari PDIP. Begitu juga sebaliknya kata Kamran. Bahwa lawannya adalah Felly Runtuwene yang berasal dari Nasdem.
“Pak Benny Rhamdani juga bukan lawan saya. Lawannya adalah bagaimana Partai Hanura bisa tembus Parliamentary Threshold 4%,” ungkap Kamran.
“Jadi tidak ada gesekan politik. Selama itu masih dalam taraf yang normal semua bisa kita ketemu dan bicarakan. Ketemu dengan Pak Djelantik baik, Pak Ven (Herson Red) baik. Kalau memungkinan dengan Pak Benny karena beliau sibuk,” tandasnya.
Program Mongopi Bo Mongurapag atau diskusi sambil minum kopi. Program tersebut sudah beberapa kali diunggah di youtube dengan sejumlah figur. Baik Caleg DPRD Kabupaten Kota, Provinsi hingga DPR RI. Program itu juga untuk melihat sejauh mana visi para Caleg dan komitmennya ketika terpilih sebagai wakil rakyat.
Penulis: Hasdy