TOTABUAN.CO BOLSEL – Berbicara tentang suku Bolango, maka kita akan dihadapkan pada sejarahnya yang begitu kompleks. Ini disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adanya perbedaan versi tentang sejarah suku Bolango yang sering menimbulkan perbedaan.
Menurut Hi Herson Mayulu, masyarakat suku Bolango zaman dulu tidak memiliki budaya tulis-menulis. Sehingga kisah tentang suku Bolango selalu melahirkan banyak versi.
Di hadapan para tokoh adat Bolango, Herson mengungkapkan bahwa salah satu nazarnya untuk membukukan asal muasal terjadi kerjaan Bolango untuk dibukukan.
“Salah satu nazar saya agar asal muasal suku Bolango ini dibukukan kemudian dibagikan ke sekolah,” kata Herson saat memberikan sambutan di acara penjemputan adat Bupati Bolsel Iskandar Kamaru Sabtu pekan lalu.
Kendati sudah menyerahkan jabatan Bupati kepada Iskandar Kamaru, namun nazar diharapkan tetap dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Menurut tokoh toleran ini, rencana penyusunan buktu tersebut, pemerintah akan bekerja sama dengan pihak lain untuk mencari tahu tentang suku Bolango. Bahkan untuk pencarian data soal suku Bolango bisa dicari hingga ke Belanda.
“Dananya kurang 500 juta,” tuturnya.
Rencana untuk membukukan asal muasal suku Bolango karena banyak versi yang timbul. Dia mencontohkan, ada tiga marga yang mirip di Bolaang Uki. Yakni Gobel, Van Gobel dan Gobol.
“Nah, ini perlu kita cari tahu kemudian dibukukan,” ungkapnya.
Penulisan sejarah suku Bolango dalam bentuk buku agar anak cucu kita bisa mengetahui soal hikayat suku Bolango.
Suku Bolango kata dia memiliki sejarah. Sehingga perlu diketahui. Mulai asal usul penamaan, nenek moyang, bahasa, agama, serta para raja suku Bolango.
Penulis: Hasdy