TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Aksi solidaritas ikatan dokter indonesia (IDI) mogok kerja sehari di Kotamobagu Rabu (27/11) biasa saja. Dari pantauan totabuan.co di Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang misalnya, terlihat aktivitas pelayanan sama seperti sebelumnya. Meski tak terlihat dokter, namun para medis lainnya sibuk dengan aktivitas mengurus pasien yang terbaring di sejumlah sal.
Di runag unit gawat darurat (UDG) terlihat sejumlah tim medis sibuk mondar mandir dengan kesibukan mereka. Bahkan beberapa warga yang terbaring disejumlah sal mendapat perawatan seperti pasien lainnya. Bahkan beberapa warga yang diwawancarai di RSUD Datoe Binangkang itu mengatakan, tak mengetahui jika Rabu (27/11) ada aksi mogok para dokter. “ Tak tahu. Sebab pelayanan biasa-biasa saja,” kata Rudin warga asal Boltim.
Hal yang sama juga dikatakan Irma Ointu warga asal Posigadan. Ibu 43 tahun ini mengaku tak tahu jika ada aksi mogok para dokter. Dia mengaku sudah hampir satu pekan di RSUD Datoe Binangkang karena anaknya sedang sakit.
“ Tak tahu juga pak. Kelihatan biasa-biasa saja,” kata Irma saat ditemui di ruang kelas dua di RSUD Datoe Binangkang Rabu (27/11).
Akan tetapi untuk dokter yang bertugas di RSUD Datoe Binangkang tak terlihat di RSUD itu. Kata salah satu staf, mereka tak masuk karena sedang mogok.
Terpisah Direktur RSUD Datoe Binangkang Sahara Albugis mengaku jika dia mendapat pemberitahuan soal aksi mogok dari IDI Jakarta Rabu (27/11). “ Iya sudah terima pemberitahuan soal rencana aksi dari IDI Jakarta,”tuturnya.
Namun, meski demikian untuk pelayanan yang sifatnya emergensy kata Sahara, tetap akan dilayani tururnya. Dia mengaku untuk jumlah dokter yang tersebar di Bolmong Raya berjumlah 107 orang. Sementara untuk dokter yang bertugas di RSUD Datoe Binangkang berjumlah 21 orang.
Aksi mogok ini merupakan aksi solidaritas yang ,menimnimpa dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani, SpOG, dr. Hendry Simanjuntak, SpOG dan dr. Hendy Siagian, SpOG yang mendapat hukuman 10 bulan penjara karena dihukum MA akibat menghilangkan nyawa saat proses caesar.
Para dokter spesialis tersebut tidak akan berpraktik pada Rabu 27 Nopember 2013 dan hanya melayani pasien emergensi saja.
Dalam surat itu juga tertulis bahwa tujuan dari aksi ini karena POGI mengerti dan menyadari yang menjadi penyebab kematian pada pasien Julia Siska Makatey (25 tahun) pada 10 April 2010 di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. R. D. Kandouw Malalayang Kota Manado, karena emboli udara yang fatal, tidak dapat dicegah dan tidak dapat diprediksi.
Editor Hasdy