TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Kendati PIlkada Kota Kotamobagu telah usai, namun dampak dari pemilihan walikota dan wakil walikota itu turut dirasakan para Imam.
Kabar terbaru, tiga Imam Masjid yang ada di Kelurahan Mogolaing Kecamatan Kotamobagu Barat harus menerima kenyataan.
Selain jabatan imam dicabut, mereka juga tidak lagi menerima insentif dari pemerintah kota Kotamobagu.
Informasi yang didapat, pergantian yang dilakukan itu, diduga karena berbeda pilihan pada pemilihan walikota dan wail walikota lalu.
Lurah Mogolaing Fatmawaty Ginano membenarkan adanya pencabutan insentif tiga Imam. Yakni dua Imam di Masjid Al Munawar dan satunya lagi Imam di Masjid Al Ihklas.
“Iya benar, ada tiga Imam yang insentifnya dicabut,” ujar Lurah Mogolaing Fatmawaty Ginano ketika dikonfirmasi Jumat (10/8/2018).
Namun dia membantah jika pergantian Imam itu dilatarbelakangi persoalan politik. Apa terlerlebih dikait kaitkan dengan beda pililhan di PIlkada lalu.
Dia menegaskan, pergatian imam murni karena evaluasi kinerja dan loyalitas dan jangan dikait kaitkan dengan Politik. Apaterlebih jabatan Lurah adalah sebagai pemerintah, tentu harus netral.
“Jangan sangkut pautkan dengan Politik. Ini murni evaluasi kinerja dan loyalitas,” tuturnya.
Fatmawati menjelaskan, evaluasi kinerja dan loyalitas diakui memang bertempatan dengan selesainya pelaksanaan Pilkada. Namun bukan berarti hal ini merupakan dampak dari PIlkada.
Menurutnya bukan hanya di Kelurahan Mogolaing saja, akan tetapi di 33 desa dan kelurahan saat ini sedang dilaksanakan evaluasi kinerja dan loyalitas.
“Bukan hanya di Kelurahan Mogolaing, tapi semua perangkat kelurahan desa yang ada di 33 desa dan kelurahan di Kotamobagu turut dievaluasi,” jelasnya.
“Kalau ingin jadi Imam kan semua boleh. Cuma insentif mereka saja yang diputus,” tambahnya.
Fatmawati mengatakan, evaluasi kinerja dan loyalitas yang dilaksanakan ini, merupakan perintah pimpinan. Sehingga sebagai bawahan, tentu siap menjalankan tugas.
Penulis: Hasdy