TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Pasar tradisional yang ada di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Kotamobagu Utara kondisinya tak terurus. Padahal tdak sedikit anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan pasar tersebut.
Kondisi pasar tersebut mulai rusak dan terlihat sangat kumuh. Di sisi bangunan tampak ditumbuhi rumput atau alang alang dan sebagian tegel mulai mulai lepas.
Sampah tampak berserakan. Hanya anak anak yang tinggal di kompleks pasar itu memanfaatkkan bangunan itu menjadi tempat bermain.
Itulah sekira kondisi bangunan pasar tradisional yang tidak terawat .
Bangunan yang dibuat dengan tujuan untuk meningakatkan taraf perekonomian warga itu, sudah tidak terurus sejak dua tahun lalu. Bangunan ini, sepenuhnya telah dikelola oleh Pemkot Kotamobagu.
“Sudah dua kali direhab tapi kondisinya mulai rusak,” kata sejumlah ibu ibu yang berpaspasan dengan media ini Kamis (26/7/2018).
Pemanfaatan terhadap bangunan pasar tradisional tersebut, sejauh ini memang belum mendapat kepastian diarahkan seperti apa.
Pihak Dinas Perdagangan dan Koperasi beralasan, belum digunakannya pasar tersebut karena masih akan membangunan akses jalan masuk pasar.
Diketahui pembangunan pasar tradisional Genggulang mulai dikerjakan pada tahun 2013 dengan dana 7 miliar yang bersumber dari dana APBN.
Kemudian disusul dengan pekerjaan kontruksi kecil dengan pada 2014 dengan mamakan dana 859 juta rupiah.
Pada 2015 pemerintah kembali anggarkan pekerjaan konstruksi dengan anggaran berjumlah 888 juta rupiah dan jasa konsultansi pengawasan pembangunan pasar 18 Juli sampai dengan 26 Agustus 2016 berjumlah 166 juta rupiah.
Diketahui pada tahun anggaran 2015 lalu, CV Cahyana Putra memenangkan tender proyek dengan harga penawaran 838 juta rupiah.
Berdasarkan laman website LPSE Kota Kotamobagu, Natha Adi Putra Massie selaku dikrektur CV Cahyana Putra itu mengerjakan proyek pasar tradisional Gengulang. Natha beralamatakan di Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Penulis: Hasdy