TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Kota Kotamobagu saat ini terus mensosialisasikan tentang penggunaan alat kontrasepsi.
Kepala PP dan KB Kotamobagu Al Jufri Ngandu mengatakan, saat ini masyarakat masih lebih memilih metode non metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Namun secara perlahan-lahan warga mulai beralih ke metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
“Masyarakat akan berpindah ke metode MKJP yakni Implan, namun biaya mahal dan terbatas,” ujar Aljufri Ngadu.
Ia menambahkan, akan mencari solusi, agar warga Kotamobagu berpindah dari non MKJP ke MKJP.
Dari data yang ada, jumlah warga Kota Kotamobagu yang memakai kontrasepsi non MKJP tiap tahun meningkat. Untuk 2017 warga yang mengunakan suntik 3.215 dan Pil 1.991, sedangkan 2018 suntik 6.162 serta Pil 3611.
“Warga masih lebih memilih kontrasepsi non MKJP,” ujarnya.
Namun meski demikian, pihaknya akan terus memberikan sosialisasi serta penyuluhan tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) lebih baik.
Sebab hampir 60 persen masih mengunakan metode ini.
Penulis: Hasdy