TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Sebanyak 23 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu dikabarkan menerima sejumlah uang. Uang tersebut diberikan, lantaran para wakil rakyat itu mengurungkan niat mereka untuk tidak membahas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) walikota tahun 2012.
Dari informasi yang didapat, mereka menerima uang bervariasi. Kalau untuk pimpinan DPRD mencapai Rp 15 juta rupiah perorang, sedangkan untuk anggota Rp hanya tersisa Rp 4 juta rupiah dari total Rp 5 juta.
Dua legislator tidak menerima uang “pelicin” itu karena tidak hadir dalam pembahasan. Informasi ini terungkap, dari short messagessServices (SMS) piminan Dekot Kotamobagu Rustam Siahaan yang ditujukan kepada salah satu anggota Dekot. Dalam percakapan itu, Rustam sempat pula menyebut nama Wakil Ketua Dekot, Bob Paputungan.
“Ini ket ada tny tu 2 nm lagi ini ket br plng dr pa bop kong ada tny cm kt sesuai yg hdr yg 2 orang cm itu kata,” demikian ditulis Rustam Siahaan, sebagaimana bunyi dalam percakapan melalui SMS yang berlangsung pada tanggal 11 Oktober 2013 jam 7.20 pm.
Sembilan detik kemudian, atau tepatnya pukul 7.29 pm, Rustam mengirim lagi pesan lain. Isinya hampir sama dengan yang pertama, namun kali ini lebih tegas menyangkut uang. “Itu ket ada pi tny sesuai jmlah angg klong masih ada bbrp anggt blum dp bop blng cm itu doi sesuai yg hdr kata.”
Bagaimana tanggapan Rustam Siahaan terkait isi SMS-nya itu? Upaya konfirmasi yang dilakukan, Rabu (6/11), tak membuahkan hasil. Pada saat hendak didatangi di ruang kerjanya, semula diberitahu oleh ajudannya bahwa Rustam sedang rapat dengan beberapa anggota Dekot. Namun, berselang beberapa jam kemudian, Rustam sudah menghilang dari kantor.
Dihubungi di tiga nomor handphone-nya, ternyata dua nomor sudah tidak aktif. Satu nomor lagi yakni 0821874286xx, dihubungi berulang kali tapi tidak tersambung. Dikirimi SMS berisi pertanyaan sebagai konfirmasi, namun tidak ditanggapi.
Begitu pula Bob Paputungan. Ia tidak berada di ruang kerjanya saat didatangi rabu (06/11). Dihubungi melalui telepon selular, meski terdengar nada panggil tapi tidak diangkat sampai panggilan berakhir. Dikirimi SMS, tidak dibalas pula
Editor Hasdy Fattah