TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Peternak ayam di Kota Kotamobagu mengeluhkan turunnya harga jual telur ayam akhir-akhir ini. Penurunan itu, diduga dipicu masuknya telur ayam yang berasal dari Sidrap Sulawesi Selatan ke sejumlah pasar di Kota Kotamoagu. Para peternak di Kotamobagu menuntut agar, pemerintah harus ambil sikap dengan masuknya telur dari Sidrap.
“Kalau ditanya permintaan telur saat ini melemah. Ini karena masuknya telur yang berasal dari Makassar,” ujar Sri Wardani Dondo Senin (28/5/2018).
Dia mengatakan harga telur lokal disejumlah pasar di Kotamobagu anjlok. Pasalnya mereka terpaksa harus mengikuti harga telur dari Sidrap yang terbilang murah. “Saat ini harga per baknya tinggal 50-55 ribu rupiah,” ujarnya.
Biasanya disaat bulan Ramadan dan jelang idul fitri yang disertai dengan permintaan tinggi saat ini, tidak terjadi penumpukan telur jika tidak masuknya telur asal Sidrap.
“Dengan masuknya telur dari luar, otomtis mengganggu telur dipasaran lokal. Bahkan terjadi penumpukan. Kebanyakan para pedagang membeli telur dari luar karena perbedaan harga juga hingga mencapai di atas lima ribu perbaknya,” jelasnya Sri yang mengaku sudah tiga tahun menggeluti bisnis ini.
Di kandang yang terletak di Desa Poyowa Besar Kecamatan Kotamobagu Selatan, perharinya produksi telur mencapai 100 bak atau tiga ribu butuir setiap hari. Dengan masuknya telur dari Sidrap otomatis terjadi penumpukan.
Dia serta para peternak lainnya menuding, masunya telur dari Makassar merusak harga telur dipasasaran. Harga ini diduga pemicu anjloknya harga telur peternak, karena lebih murah atau terkadang mencapai selisih Rp8000 per bak.
Memang Sidrap dikenal sebagai penghasil telur terbesar di Sulsel. Dari informasi yang dihimpun, jumlah peternak di daerah mencapai kurang lebih 1.336 orang dengan populasi ayam 5 juta ekor.
Jumlah ini bisa menghasilkan produksi 75-80 persen perhari dari jumlah populasi.
Dia berharap berharap, pemerintah turun tangan dalam menyikapi kondisi ini. Selain itu meminta mengawasi peredaran telur dari luar.
“Kami berharap pemerintah bisa ambil lngkah tegas. Setidaknya produks telur lokal masih bisa terjual,” ujarnya.
Penulis: Hasdy