TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Aruman Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan terus meningkatkan produksi tahu melalui teknologi.
Industri Tahu itu bernama Mobagu Jaya yang benaung dibawah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Aruman.
Pengembangan produksi tahu dengan menggunakan teknologi selain dapat menjamin kehigienisannya dapat juga meningkatkan pendapatan perkapita.
Sudarmono Pasi Ketua Gapoktan Aruman menjelaskan, usaha yang dikelolahnya dengan menggunakan teknologi ini sudah berlangsung Satu tahun dengan perhari memproduksi sebanyak 50 kilogram perhari.
“Dengan menggunakan teknologi ini dihitung rata rata kita bisa memproduksi Tahu perhari bisa mencapai 50 Kg. kalau dirupiahkan berjumlah Rp 500.000 perhari,” jelas Sudarmono Jumat (20/4).
Sudarmono menjelaskan, dengan menggunakan tenaga kerja tiga orang, sangat beda dengan hasil pengolahan secara manual
Untuk tahu yang diproduksi, dipasarkan untuk pasar lokal wilayah Kota Kotamobagu, Supermarket yang ada di Provinsi Gorontalo, dan Manado.
“Untuk pemasarannya kalau di Manado supaermarkat Gelael. Kotamobagu dan untuk pasar lokal, serta banyak juga yang dipesan secara perorangan,” paparnya.
Dia berharap kepada petani untuk jangan perna berhenti untuk menanam Kedele. Sebab selain harga kedele sekarang sangat menjanjikan, ini juga agar tidak harus membeli bahan baku dari daerah lain.
Sudarmono menjelaskan, pada dasarnya proses pembuatan tahu secara modern dan juga tradisional hampir sama. Hanya saja,tahu yang dibuat dengan bantuan teknologi modern ini memiliki jaminan kualitas serta kehigienisan yang lebih dibandingkan dengan cara manual yang terkadang terlihat kotor dan kurang bersih cara membuatnya.
Untuk proses pengolahan bahan baku, Kedelai yang telah ditiriskan tadi kemudian disosoh dan dipecah menggunakan mesin pemecah kedelai. Mesin tersebut mampu mengelupaskan kedelai dari kulit arinya dan memecahkannya.
Proses ini tidak membutuhkan waktu yang lama seperti halnya menggunakan cara tradisional. Setelah itu, kedelai yang telah dipecah dengan menggunakan mesin pemecah kemudian digiling sampai halus dengan menggunakan mesin penghalus kedelai. Pada mesin penghalus ini nantinya akan terpisah antara ampas dan air kedelainya. Untuk kemudian masuk ke proses pembentukan tahu yang berikutnya.
Penyaringan ini dilakukan berkali-kali sampai ampasnya benar-benar habis. Air yang telah disaring tadi kemudian diberi asam cuka agar cairan tersebut dapat menggumpal dan dapat diproses ke proses berikutnya. Tahap terakhir adalah mencetak tahu, caranya dengan menuangkan cairan kedelai tadi pada sebuah wadah cetakan yang telah dialasi kain belacu atau kain mori.
Penulis: Hasdy