TOTABUAN.CO BOLMONG—Polisi sektor Lolayan Rabu (23/10) melakukan rekontruksi kasus pembunuhan Abdullah Rahman Wuse (18) warga Desa Mopait Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow yang terjadi pada senin (14/10) lalu.
Ada sekitar 28 adegan, yang mereka lakukan untuk menghabisi nyawa sang pengantin baru itu saat dilakukan rekontruksi di depan markas polisi resort (Mapolres) jalur dua paloko kinalang .
Rekontruksi itu, polisi menghadirkan tujuh pelaku. Mereka adalah SD, LD, EK, YS,NS, AT dan KP. Mereka adalah teman korban yang tinggal di Desa Mopait Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolang Mongondow (Bolmong).
Dalam rekontruksi itu terdapat 28 adegan. Para pelaku memperagakan cara mereka sebelum terjadi perkelahian sehingga nyawa korban melayang.
Dari hasil keterangan dan adegan yang mereka peragakan, sempat terjadi adu mulut saat pesta miras di puncak Tongara.
Awalnya para pelaku bertanya kepada korban tantang penghadangan yang terjadi. Namun korban mengatakan dia tidak pernah mengetahui kejadian tersebut. Sempat terjadi adu mulut antara korban dengan salah satu pelaku. Mereka berdua sempat dilerai oleh teman-temannya yang saat itu sedang pesta miras.
Karena sudah berlebihan minum korban kembali ke rumah. Namun bukannya tidur, namun korban kembali dan sudah membawa parang dan langsung membabibuta menyerang kepada teman-temannya.
Aksi korban sempat dilerai , namun emosi korban tak bisa dibendung. Korban dikeroyok hingga tak sadarkan diri. Melihat korban tak sadarkan diri, para pelaku melancarkan beberapa tikaman di tubuh korban.
Usai melancarkan beberapa tikaman, korban dibawah dengan menggunakan motor dan langsung diantar kerumah saudaranya namun sudah tewas.
Dari tujuh pelaku yang dihadirkan, satu diantaranya masih buron dan dalam pengejaran ucap Kapolsek Lolayan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Johan Damopolii usai rekontruksi Rabu (22/10).
Kasus pembunuhan yang dialami Mohamad Abdullah Rahman Wuse (18) terjadi pada malam takbir idul Adha senin (14/10) lalu. Dia ditemukan tewas oleh saudaranya di depan teras rumah dibungkus dengan sarung dengan tubuh berlumuran darah.
Peliput Iqbal Sumardi