TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Ratusan pedagang yang berjualan di pasar serasi terus diperas oleh sejumlah oknum yang mengaku ahli waris. Tiap hari mereka harus mengeluarkan uang Rp 6000 rupiah. Alasannya, uang tersebut untuk iuran kebersihan, keamanan dan asosiasi pasar.
Para pedagang sering mendapatkan ancaman. Bahkan hingga penyegelan kios yang dilakukan oleh oknum yang mengaku pemilik lahan pasar tersebut.
Ini terbukti, tiga pedagang pasar serasi akhirnya melapor ke Polres Bolmong selasa (22/10), karena kios mereka telah disegel. Bahkan barang dagangan mereka dikeluarkan hanya karena belum bisa memberikan uang.
“ Barang dagangan terpaksa mereka keluarkan. Bahkan kios kami disegel,” tutur Lili Sabunge pedagang asal Mogolaing yang didampingi Nurjana Dasinsingon dan Fadli Kandoli saat melopor di Polres.
Mereka mengatakan, penagihan uang sudah berjalan sekitar dua tahun sejak 2011 lalu. “Mereka datang langsung meminta uang, sehari tiga kali,”tutur Nurjanah.
Nurjanah mengatakan, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan uang sekitar empat jutaan lebih. Sebab jumlah pedagang yang memberikan uang ada sekitar 780 pedagang.
“ Ini dilakukan selama kurang lebih dua tahun. Dan uang tersebut tidak tau kemana. Bahkan kalau tidak memberikan uang, kios dagangan ataw lapak kami ditutup secara paksa, ,” tambah Nurjanah.
Deni Mokodompit salah satu pengurus asosiasi pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI) Kotamobagu menjelaskan, sebelumnya mereka masih memberikan uang untuk biaya kebersihan dan keamanan. Namun setelah dicek, ternyata uang yang diberikan tidak tahu arahnya kemana tukas Deni.
Peliput Iqbal Sumardi
Editor Hasdy Fattah