TOTABUAN.CO BOLMONG – Penyusunan APBD Tahun anggaran 2019 di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dimulai dengan menyerap aspirasi masyarakat dengan melaksanakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkatan kecamatan. Salah satunya yang dilakukan di tingkat Kecamatan Dumoga Utara dan Dumoga Tengah yang dibuka Sekretaris daerah Bolmong Tahlis Gallang Selasa (13/2).
Musrenbang tersebut dihadiri tokoh-tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh adat serta tokoh perempuan.
Menurut Tahlis pelaksanaan Musrenbang ini, bertujuan untuk mendapatkan masukan untuk menyusun RKPD Kabupaten, sinkronisasi agenda dan prioritas pembangunan kecamatan dengan program prioritas SKPD yang memerlukan dukungan pendanaan baik yang bersumber dari APBD kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN.
Disamping itu, diharapkan menjadi media interaktif bagi segenap stakeholder kecamatan untuk menetapkan program dan kegiatan kecamatan serta rekomendasi kebijakan guna mendukung implementasi program dan kegiatan tahun anggaran berikutnya.
“Kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur memang sangat penting dan merupakan prioritas pembangunan kita. Namun seiring pelaksanaan otonomi daerah banyak urusan yang semula menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, kini diserahkan ke pemerintah daerah seperti urusan pendidikan dasar, kesehatan, kesejahteraan sosial termasuk pengelolaan keuangan daerah,” kata mantan Sekda Bolsel dan Kota Kotamoagu ini.
Terpisah Kepala Bappeda Bolmong Yarlis Awaluddin Hatam menjelaskan, dari kegiatan Musrenbang di dua kecamatan itu, paling banyak diminta adalah pembangunan infrastruktur.
Selain itu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yakni pemberian bibir pertanian. “Mayoritas peserta mengusulkan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan serta permintaan bantuan bibit pertanian. Mulai dari jagung, kakao, padi serta bibit pertanain lainnya,” kata Yarlis.
Dia mengatakan, setiap wilayah memiliki kebutuhan yang berbedah sesuai dengan kondisi kebtuhan masyarakat. Sebab untuk kecamatan Dumoga bersatu mayoritas warga di sana sebagai petani.
Namun berbeda juga dengan kebutuhan warga yang ada di wilayah pantura yang sebagian besar mata pencaharian sebagai nelayan, ujarnya. (**)