TOTABUAN.CO BOLMONG – Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow menghadiri perayaan adat Tulude atau penutupan tahun 2017 di Desa Pangi Kecamatan Sangtombolang Minggu (21/1).
Perayaan adat Tulude atau tutup tahun 2017 itu dilaksanakan oleh Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIBM Bethesda Pangi dihadiri ribuan warga dan jemaat.
Bupati mengatakan, Kabupaten Bolaang Mongondow sangat terkenal dengan keberagaman suku, etnis dan budayanya. Salah satu etnis besar yang ada di Bolmong adalah etnis masyarakat Nusa Utara.
Arti kata Tulude atau Menulude berasal dari kata Suhude yang artinya menolak. Sehingga dalam arti luas Tulude artinya menolak atau meninggalkan hal-hal buruk yang telah dilakukan di tahun sebelumnya dan bersiap menyongsong tahun yang ada di depan.
“Selain bermakna spiritual, juga memberikan edukasi dan wawasan kepada masyarakat sebagai bentuk implementasi terhadap upaya pembangunan dan pelestarian budaya daerah” kata Bupati saat memberikan sambutan.
Bupati mengatakan, Tulude adalah salah satu upacara adat masyarakat Nusa Utara yang paling populer saat ini. Pada tahun 2015 lalu, Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI telah menetapkan upacara adat Tulude sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.
Sebab, selain dilaksanakan rutin di wilayah Nusa Utara Sukut, perayaan adat ini juga dilaksanakan di luar daerah. Antara lain di pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kalimantan, Provinsi Gorontalo, termasuk juga disetiap kabupaten kota yang ada di provinsi Sulawesi Utara.
“Oleh karena itu, melalui perayaan adat Tulude kali ini, saya mengajak kepada kita semua termasuk yang hadir saat ini, untuk memaknai perayaan adat ini sebagai wahana kebersamaan dan persaudaraan dalam satu komunitas yang utuh, yang mengisyaratkan bahwa kita semua ini merupakan satu-kesatuan masyarakat Bolaang Mongondow yang cinta persatuan, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya daerah,” tambah Bupati. (**)