TOTABUAN.CO BOLMONG — Upaya Pemkab Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk mendorong produksi jagung terus menunjukan hasil. Produktivitas jagung di Kabupaten Bolmong yang sebelumnya hanya 250 ribu ton, diprediksi naik menjadi 500 ribu ton pada tahun 2017 ini.
Menurut Kadis Pertanian Bolmong Taufik Mokoginta, naiknya produksi jagung pada tahun, karena dinas pertanian sendiri terus mengawasi bantuan yang diberikan kepada kelompok tani.
“Untuk saat ini ada 800 kelompok tani binaan yang kita dampingi. Mulai dari penanaman, hingga pemeliharaan,” kata Taufik usai panen jagung bersama di Desa Lolayan bersama Dandim 1303 Bolmong Rabu (27/12).
Dia mencontohkan, produksi jagung untuk empat haktare dari luas 100 hektare hamparan produksi jagung mecapai 10.4 ton. Jika dikalikan dengan harga beli dipasaran 3.000 perkilo, berarti uang yang berputar di tangan petani ada 30 jutaan rupiah lebih.
Ia menjelaskan, ada beberapa kawasan yang ditanam varietas jagung hibrida yang diujicoba, dengan 5 varietas diantaranya adalah yang jenis unggulan. Kelima varietas unggulan itu menurut dia mampu menghasilkan produktivitas paling rendah 8 ton dan yang tertinggi mencapai 12,71 ton per hektar.
“Kawasan ini sebagai upaya kami untuk memberikan contoh nyata bagi petani lainnya. Sebuah persembahan dari Bolmong untuk Indonesia, jika budidaya jagung dilakukan secara modern, hasilnya ternyata luar biasa. Semoga kawasan ini bisa menjadi model percontohan bagi petani lainnya,” kata Taufik.
Taufik mengatakan, Pemkab Bolmong akan membuka diri bagi petani lainnya di Indonesia untuk belajar di kawasan tersebut dengan menjadikannya sebuah kawasan percontohan nasional.
“Tahun depan kawasan percontohan serupa akan diperluas lagi,” ujarnya.
Taufik juga menepis kekhawatiran petani akan sulit menjual jagungnya ketika produksinya nanti melimpah. Sebab untuk pasar sendiri di Sulut sangat banyak. Petani tinggal memilih mana harga yang paling cocok.
“Dukungan dari pemerintah daerah terus diberikan untuk mendorong petani di wilayah ini menggunakan teknologi pertanian terkini juga bisa menjadi contoh positif pengembangan jagung sebagai salah satu cara mencapai swasembada nasional,” ujarnya. (**)