TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Rencana penambahan Alokasi Dana Desa (ADD) Rp2 Miliar di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan disambut gembira para kepala desa yang ada di Kotamobagu. Namun ada sebagian Kades masih kuatir dengan penyerapan anggaran tersebut. Sebab untuk penggunakan dana 2 Miliar butuh perencanaan yang matang. Terlebih Kapolres Bolmong yang baru dilantik AKBP Gani Fernando Siahaan menjadikan target utama penanganan kasus terkait pengelolaan keuangan dana desa.
“Kasus korupsi akan kita utamakan, terutama penyalah gunaan dana desa di wilayah Bolaang Mongondow,” ungkap Gani belum lama ini.
Di Desa Poyowa Besar, menurut Kades Anwar Angkato, secepatnya akan mengadakan pertemuan dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Ia mengaku gambaran ADD tersebut akan digunakan untuk pengadaan lampu tenaga surya, pembuatan jalan perkebunan dan akan diadakan air minum isi ulang.
“Karena ini tiba-tiba, sehingga kami harus melihat juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Karena RPJM itu adalah kontrak dari kepala desa selama 6 tahun, dan kemudian penyesuain dari pemerintah. Jadi ini masih akan dilihat lagi di postur RPJM apa yang bisa diprioritaskan,” kata Anwar.
Yang menjadi kendala selain RPJM adalah APBDes. Karena dengan adanya anggaran tersebut otomatis akan ada perubahan di APBDes. “Ini belum pernah terjadi dan kami juga belum bisa menjawab itu. Jujur saja kami akan usaha kan karena ini ADD. Kalau dana desa laporan kami sudah 100%,” jelasnya.
Lain juga untuk Desa Kobo. Kades dan BPD bersama tokoh masyarakat sudah menggelar rapat. Hasilnya, jika ADD tersebut cair, maka akan digunakan untuk rehap DPU dan untuk kantor desa sebab ini sudah mendesak. Saat ini ruangan yang dipakai adalah miliki PAUD yang dipinjam.
“Dan ini akan disesuaikan dengan anggarannya. Tidak boleh kalau hanya diproyekan di tempat itu, karena juga ada perbaikan jembatan gantung kami memasukan ke APBdes,” ucap Repli Ginintu Kades Kobo.
“Ada informasi yang baru, dana itu sampai bulan 2 atau bulan 4, karena tidak mungkin dalam jangka 3 bulan bisa menghabiskan 2 miliar dan ada pengecualian di situ, karena terus terang desa tidak bisa menghabiskan 2 milyar dalam jangka 3 bulan,” tambahnya.
Di Desa Poyowa Kecil ADD masih akan dibahas bersama BPD. Menurut Supardi Mamonto Kades Poyowa Kecil, perencanaan pembangunan masih akan dibahas diprioritaskan untuk pemasangan paping blok dan untuk pemukiman dan ini akan dibahas. “Saya yakin kalau dana ada akan digunakan untuk kebutuhan masyarakat,” ujar Supardi.
Sementara itu, di Kades Moyag Induk Rusmin Mamonto, mengaku dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan di lorong serta pemasangan paping blok di tiap lorong. “Masih banyak lagi lorong-lorong yang belum diperbaiki. Insha Allah kalau dana tersebut keluar maka lorong-lorong yang dulunya cuma dicor, sekarang kita akan ganti dengan paping blok,” paparnya.
Kepala dinas Pemberdayaan masyarakat Desa Tedy Makalalag, mengatakan saat ini penambahan ADD ini dibahas di DPRD Kotamobagu. “Sampai saat ini dana desa sudah mencapai rata-rata 80% ke atas dan untuk pengawasanya tetap berjalan,” katanya.
Untuk pengawasan ini sudah ada tim dari Pemkot yang akan mengawasi. “Insya Allah ADD 10 persen bisa keluar,” ucap Tedy.(**)