TOTABUAN.CO BOLMONG— Persoalan Perusahan Air Minum Daerah (PDAM) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow dan Wakil Bupati Yanny Ronny Tuuk. Bupati mengakui, kondisi PDAM saat ini perlu adanya pembenahan ditingkatan manajemen.
“Kondisi PDAM saat ini perlu kita selamatkan. Jika tidak ini terkesan ada pembiaran. Makanya perlu adanya pembenahan ditingkatan manajemen,” ujar Yasti saat memimpin pertemuan dengan para direksi PDAM dan para karyawan di ruang pertemuan kantor bupati Rabu (30/8).
Lebih lanjut Yasti menegaskan, untuk saat ini masih ada hutang yang harus ditanggung oleh PDAM berjumlah 2.5 miliar hingga akhir Desember 2017 mendatang. Untuk membayar dana pensiun untuk para karyawan, PDAM harus mencari dana 2.5 miliar. Namun melihat kondisi keuangan yang tidak sesuai sehingga perlu diambil solusi.
“Kita harus mencarikan solusi soal persoalan PDAM. Jika akhir Desember tidak bisa diselesaikan, nantinya ada kesan pembiaran dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Pada pertemuan tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Yanny Ronny Tuuk, Asisten III, Kepala Inspektorat, Dirut serta ara karyawan PDAM.
Bupati menegaskan, perlunya orang professional dan paham untuk memimpin terkait manajemen pengembangan PDAM ke depan. Sebab, dari hasil 600 juta setiap bulannya ditambah dengan bantuan dana, harusnya kondisi perusahan sehat, tuturnya.
Diketahui kisruh antara karyawan dengan para direksi soal gaji hingga saat ini belum selesai. Beberapa waktu lalu, ratusan karyawan PDAM melakukan aksi demo hingga menyegel pintu PDAM. Hal itu dilakukan sebagai aksi kemarahan para karyawan karena beberapa bulan tidak menerima gaji.
Kasus PDAM ini juga sudah menjadi bahan penyelidikan penyidik tindak pidana korupsi dari Polres Bolmong terkait dengan dugaan penyelewengan dana bantuan yang setiap tahunnnya diserahkan di perusahan yang dipimpin Hasni Wantase itu.
Penulis: Hasdy