TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Balita asal Desa Kopandakan I Kecamatan Kotamobagu Selatan terindikasi mengalami gizi buruk. Rido Datungdugon Balitas berumur 6 bulan ini dikabarkan mengalami gizi buruk setelah beberapa kali melakukan pemeriksaan di Puskesmas terdekat. Namun kabar tersebut langsung dibantah Dinas Kesehatan Kotamobagu.
Kadis Kesehatan Kotamobagu Yani Umar menjelaskan hal yang dialami Rido, bukanlah gizi buruk, melainkan gizi kurang. “Kami sudah cek, Rido tidak mengalami gizi buruk. Balita itu hanya alami gizi kurang ,” jelas Yani Senin 15 Mei 2017.
Yani membantah infomasi yang didapat jika Balita itu alami gizi buruk. Memang kata Yani, kondisi Rido agak kurus. Namun bukan berarti Rido mengalami gizi buruk.
Kendati demikian lanjutnya, jika kasus gizi buruk terjadi di Kotamobagu, itu disebabkan karena faktor lain, termasuk ada penyakit yang menyertai disaat ibu mengandung, pola makan tidak sesuai yang tidak diimbangi dengan asupan gizi. Selain itu, faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan disaat mengandung menjadi salah satu faktor juga.
“Indikator terjadi gizi buruk juga, karena masih kurangnya kesadaran para ibu saat memeriksakan kesehatan saat hamil di Posyandu. Ini juga indikator terjadi gizi buruk atau gizi kurang. Jadi sekali lagi itu bukan gizi burukm melainkan gizi kurang,” jelasnya.
Menurutunya, ketika tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuai usianya, anak akan mengalami masalah kekurangan gizi. Kurang gizi ditandai dengan badan yang kurus, berat badannya kurang untuk anak seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuhnya juga lebih pendek dibanding anak lain seusianya. Jika masalah kurang gizi ini tidak segera diatasi, anak akan mengalami masalah gizi buruk.
Sedangkan anak gizi buruk lebih mudah terlihat karena gizi buruk ini sangat mempengaruhi fisiknya. Gizi buruk dibagi menjadi dua jenis, yaitu marasmus, dan kwasiorkor. Penderita marasmus ini ditandai dengan tubuh yang sangat kurus, sehingga tulang-tulangnya sangat menonjol. Ibaratnya, hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Sedangkan penderita kwasiorkor memiliki perut yang buncit dan kaki yang membengkak. Biasanya hal ini disebabkan karena anak kekurangan protein.
Namun demikian, Yani mengatakan akan terus memantau perkembangan kondisi Rido. Selain itu akan memberikan bantuan makanan tambahan.
Penulis: Hasdy