TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Setelah sempat dibawa ke Polres Bolmong, akhirnya puluhan mahasiswa diberikan pemahaman dari para anggota DPRD soal aksi mereka yang berujung kericuhan di ruang sidang. Menurut Ketua DPRD Kotamobagu Ahmad Sabir, kendati aksi obrak abrik meja kursi di ruang sidang sudah menjrus pada pengrusakan fasilitas, namun para pendemo hanya diberikan surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi aksi serupa.
“Jadi intinya mereka hanya diberikan pembinaan untuk tidak mengulangi lagi aksi serupa. Mereka membuat surat pernyataan,” kata Sabir usai melakukan pertemuan di Mapolres Bolmong Senin 3 April 2017.
Sabir menegaskan, meski aksi yang dilakukan para mahasiswa merupakan bentuk dari aspirasai, akan tetapi, tidak perlu berlebihan. Ia meminta agar para mahasiswa untuk menghargai tugas dan tanggungjawab mereka. “Yang pasti aspirasi mereka akan kita tindaklanjuti. Tapi sayangnya, sudah di luar dari harapan,” kata politisi PAN ini.
Dengan demikian kata dia, para mahasiswa yang dibawa ke Mapolres Bolmong itu, hanya disuruh membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangsi lagi aksi serupa. “Kan mereka juga bagian dari anak-anak kita. Mereka masih perlu untuk diberikan pembinaan lagi,” ujarnya.
Aksi demo puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa Bolaang Mongondow Raya di kantor DPRD Kotamobagu berujung ricuh Senin (3/4). Sejumlah meja kursi yang ada di dalam kantor wakil rakyat itu diobrak abrik pendemo.
Aksi yang berujung ricuh itu ketika puluhan mahasiswa meminta para anggota DPRD untuk menemui mereka. Kemarahan puluhan mahasiswa itu, karena dari 25 anggota DPRD, hanya satu anggota yang menemui mereka.
Di Mapolres Bolmong, tampak hadir sejumlah anggota DPRD lainnya seperti Wakil Ketua DPRD Djelantik Mokodompit (Golkar) dan Diana Roring (PDIP). Selain itu para anggota DPRD lainnya yakni Herry Angky Koloay (Gerindra), Arman Adati (PAN), Begi Chandra Gobel (PAN), Rendi Mangkat (Golkar) dan Kadir Rumoroy (PKS).
Penulis: Nanang