TOTABUAN.CO – Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) setiap ada kegiatan-kegiatan keagamaan, minuman bersoda menjadi pilihan sebagai sajian untuk tetamu. Bahkan ada anggapan tampa minuman bersoda, tidak lengkap merayakan hari keagamaan.
Padahal, tahukah Anda, dibanding minuman beralkohol rupanya minuman ringan berkarbonasi alias bersoda lebih berbahaya.
Dilansir dari Thegloss, live science baru-baru ini menuliskan bahaya minuman bersoda. ia menghubungkan pada satu kasus seorang wanita yang tidak percaya dampak soda bagi kesehatannya. Sela enam belas tahun, ia mengonsumsi minuman bersoda dan sekarang mesti menderita gangguan jantung.
“Seorang wanita yang tinggal di Monako, terpaksa dibawa ke rumah sakit setelah ia pingsan. Sebuah tes darah menunjukkan ia memiliki kadar kalium sangat rendah. Dan uji aktivitas listrik pada jantungnya menunjukkan kondisi yang disebut sindrom panjang QT (penyakit yang mempengaruhi hati normal ritme dan aktivitas listrik. Dapat terjadinya tiba-tiba dan berbahaya karena menyebabkan aritmia (penyimpangan dari denyut jantung dan irama),”tulisnya.
Wanita itu tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau hormon. Tapi ia mengatakan kepada dokter bahwa sejak usia 15 tahun, ia hanya minum soda. Dan ia minum sekitar 2 liter minuman soda sehari.
Setelah itu, dokter menyarankan untuk stop minum soda. Dan setelah berpantang dari soda selama satu minggu, kadar kalium dan aktivitas listrik jantung kembali normal.
Editor: Eka Pratama | Sumber: liputan6.com
[box] CITIZEN JOURNALIST : memberi ruang kepada Anda melaporkan peristiwa disekitar Anda baik kegiatan sosial, kegiatan kelompok, organisasi atau kritik terhadap pelayanan publik Dll. Kirim beritanya (disertai foto objek, atau pengirim), ke email : redaksitotabuan@gmail.com | pengirim disertai alamat dan nomor contal | seluruh isi berita jadi tanggung jawab pengirim.[/box]