TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Satu lagi potensi pertanian di Kotamobagu yang mempunyai prospek menjanjikan. Jika sebelumnya masyarakat menyepelekan buah pinang, 2017 nanti bakal menjadi ‘emas’ baru bagi warga. Pasalnya, diam-diam Kementrian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian meneliti buah pinang di Kotamobagu. Hasilnya, pinang Kotamobagu paling bagus diantara jenis pinang yang tumbuh di Indonesia.
Menurut Kabag Humas Kotamobagu Al Jufri Ngandu, hasil penelitian dari Balai Pertanian Tanaman Palma (Balit Palma) Badan Litbang Pertanian Kementrian Pertanian, pinang Kotamobagu merupakan unggulan karena ukuran buah besar, kadar tanin tinggi, potensi produksi tinggi.
Penelitian ini dilakukan beberapa waktu lalu bersama peneliti pinang dari Kantor Balit Palma Mapanget, Minahasa Utara.
“Ternyata setelah dilakukan penelitian Pinang Kotamobagu jadi primadona setelah dilalukan penelitian,” kata Kabag Humas Jufri Ngandu, Rabu (21/12).
Walikota sendiri kata Ngandu, sudah mengetahui hal ini. Bahkan, atas permintaan Walikota, pinang dari Kotamobagu ini diberi nama Pinang Bulawan atau Pinang Emas.
Ia menambahkan, utuk wilayah penyebaran pinang ini terdapat di Desa Molinow, Mongkonai, Pobundayan, dan Bilalang Baru.
“Pemerintah pusat sangat merespon Pinang Bulawan. Bahkan, rencananya verietas unggul ini akan dilauncing sekira bulan Oktober 2017 menjadi agenda nasional. Tetapi pemerintah pusat memberikan syarat Pemkot harus menyiapkan lahan kebun untuk pembibitan seluas minimal 5 hektare,” jelasnya.
Atas permintaan ini, Pemkot mengiyakan dan mulai memikirkan langkah agar masyarakat ikut dilibatkan. Caranya adalah dengan menggalakkan gerakan tanam pinang.
“Program dari Walikota, setiap keluarga menanam 10 pinang di pekarangan untuk menjaga kelestarian plasma nutfaj pinang Bulawan Pengembangan Pinang Bulawan secara besar-besaran untuk menjadikan Kotamobagu sebagai sentra pinang di Indonesia Timur, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat, karena kisaran harga pinang kering 15 ribu perkilonya,” katanya.
Saat ditanya kegunaan pinang ini, Ngandu mengaku jika permintaan luar negeri akan pinang tergolong besar.
“Itu untuk di ekspor ke luar negeri,” pungkas mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kotamobagu.(**)