TOTABUAN.CO BOLMONG – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolmong terpaksa dievakuasi dari amukan massa oleh anggota Polres Bolmong, Rabu (26/10). Massa dari salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati mengamuk karena tidak menerima hasil pleno rekapitulasi perhitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bolmong. Ketua KPU langsung dibawa petugas untuk menghindari amukan masa yang mulai merangsek masuk ke kantor KPU.
Awalnya, hanya terjadi akasi dorong antara massa dan Dalmas Polres Bolmong. Pihak kepolisian mencoba melakukan negosiasi dengan kelompok warga. Namun, mereka tak menerimanya. Mereka tetap berusaha masuk ke kantor Kantor KPU. Melihat, massa yang sudah mulai beringas, Kapolres Bolmong AKBP William Simanjuntak akhirnya menambah anggota untuk mengamankan situasi.
Namun hal itu tak menciutkan nyali kelompok massa. Mereka mulai menyerang aparat kepolisian. Hujan batu dari warga diarahkan ke aparat kepolisian. Situasi yang semakin panas, membuat aparat kepolisian menejunkan water canon, untuk membukarkan massa.
Hal itu tak membuat massa menyerah. Mereka terus membombardir aparat kepolsian dengan lemparan batu. Meski sudah diperingatkan melalui pengeras suara, namun tak dihiraukan massa.
Aparat intelejen yang menyamar di kerumunan massa langsung menandai orang-orang yang menjadi provokator, dan menghasut warga. Setelah ditandai, penembak jitu dari Brimob Inuai, kemudian menembak jatuh dua warga yang menjadi provokator.
Aksi itu membuat warga langsung berhamburan menghindari tembakan polisi. Setelah itu, sistuasi mulai kondusif. Namun apara kepolisian yang dibantu TNI tetap berjaga-jaga.
Kejadian itu merupakan simulasi penanganan massa dalam Pilkada Bolmong. Sumulasi tersebut dihadari oleh Kepolda Sulut Irjen Pol Wilmar Marpaung, Penjabat Bupati Bolmong Adrianus Nixon Watung, Walikota Kotamobagu Tatong Bara, Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling dan sejumlah pimpinan FKPD. Kegiatan itu juga dihadiri dua pasang calon Bupati dan Wakil Bupati, Yasti Soepredjo Mokoagow-Yanny Ronny Tuuk dan Salihi B Mokodongan-Jefry Tumelap.
Dalam kesempatan itu, Kepolda Sulut Irjen Pol Wilmar Marpaung berharap, agar kejadian seperti simulasi tersebut tidak terjadi. Namun jika memang terjadi maka pihak kepolisian akan melakukan tindakan tegas seperti yang ada dalam simulasi itu.
“Saya harap ini tidak terjadi. Namun jika terjadi seperti ini makan polisi akan mengambil langkah tegas,” tegas Kapolda.
Kapolda juga meminta kepada pasangan calon untuk mengendalikan pendukungnya masing-masing. “Jika nantinya tidak terima dengan hasil Pildaka, ada tempatnya. Silahkan tempuh jalur hukum karena itu dijamin undang-undang,” katanya.
Ditambahkannya, untuk mengamankan Pildak Bolmong, Polda Sulut akan menyiapkan Bawah Kendali Operasi (BKO). “Polres Bolmong akan menyiapkan 600 sampai 700 anggota. Dan kemudian dibantu oleh Polda Sulut,” tandasnya.(Mg3)