
TOTABUAN.CO BOLTIM– Empat pasar yang dibangun dengan menggunakan dana APBD dinilai mubazir. Pasalnya pasca selesai dikerjakan pihak kontraktor hingga saat ini tidak beroperasi. Bahkan kondisi empat bangunan pasar mulai tidak terawat.
Seperti pasar yang ada di Motongkad yang sudah sekitar dua tahun dibangun, namun tak kunjung digunakan. Kebanyakan warga membeli barang kebutuhan lainnya melalui pedagang keliling.
“Ini harus cari solusinya agar pembangunan pasar tersebut tidak mubazir,” kata Riski Pelengkahu, warga setempat.
Lebih parah lagi kondisi pasar yang ada di Desa Lanut Kecamatan Modayag. Saat menjelang malam menjadi ajang tempat kumpul anak muda melakukan pesta minuman keras.
Kepala Kantor Koperasi dan UKM Boltim, Jantra Damopolii mengatakan, soal ketiga pasar tersebut masih menjadi kewenangan dari Disperindag.
“Untuk pasar Kotabunan dan Motongkat masih kewenangan dari Disperindag. Jika sudah diserahkan baru menjadi kewenangan dari pihak Koperasi dan UKM. Sedangkan, untuk pasar Pondabo masih dalam tahap perbaikan,” ungkap Jantra.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Boltim, Ahmad Mulyadi melalui Kepala bidang (Kabid) Perdagangan M. Archans Daud menjelaskan, soal sejumlah pasar dimaksud yakni, pasar Pondabo Tutuyan serta pasar Motongkad saat ini masih tengah dalam perbaikan. Kita juga akan melakukan sosialisasi kepada warga pedagang pasar.
“Kedua pasar tersebut dalam perbaikan. Sedangkan, pasar Kotabunan itu sudah mulai dioperasikan. Dalam waktu dekat ini pihak Disperindag Boltim akan menggelar sosialisasi kepada warga guna pengoperasian pasar Pondabo dan Motongkad,” tamhah Archans.
Dari empat pasar yang dibangun berlokasi di Kecamatan Nuangan,Tutuyan, Kotabunan dan Kecamatan Modayag.
Bangunan pasar tersebut mulai tak terawat dibagian atap dan plafon, pasar Motongkad. Begitupun juga dengan pasar Pondabo Tutuyan, masyarakat enggan melakukan aktifitas di pasar tersebut. Sama halnya dengan pasar di Kotabunan pun masyarakat enggan beraktivitas di pasar tersebut.(Fac)