TOTABUAN.CO BOLMONG—Peringatan 17 Agustus bukan hanya dilakukan di lapangan, akan tetapi para pemuda Dumoga Bersatu Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) ini memiliki memperingati HUT ke 71 RI di Gunung Keramat Bumbungon Bolaang Mongondow. Sang Saka merah putih berkibar tepatnya pada Pukul 09.30 WIB saat detik-detik proklamasi rabu (17/8/2016).
Upacara peringati HUT ke 71 RI, diprakarasi Ketua ketua Presidium pergerakan Pemuda Dumoga Hendra Manggopa. Mereka mengibarkan sang saka merah putih di bukit yang dianggap keramat memiliki makna tersendiri.
Upacara 17 Agustus di bukit ini dinilai memiliki makna tersendiri karena tempat pelaksanaan kegiatan upacara ada tempat bersejarah bagi peradaban di Bolaang Mongondow.
Menurut Hendra, upacara dalam rangka HUT Proklamasi kemerdekaan RI ke-71 ini sengaja dilaksanakan di puncak bukit keramat Bumbungon guna mengingatkan kepada seluruh masyarakat Bolmong bahwa sebenarnya Bolmong memiliki tempat bersejarah yang sudah mulai dilupakan. Selain itu merupakan bentuk seruan kepada pemerintah daerah Bolmong bahwa jangan pernah melupakan sejarah di mana nenek moyang pertama tinggal.
“Kami ingin menanamkan rasa nasionalisme kepada generasi muda dan mengajak agar supaya mengerti dan mengetahui sejarah yang ada di wilayah Bolmong,” tutur Hendra.
Selain itu upacara ini yang dilaksanakan di bukit Keramat Bumbungon, merupakan seruan kepada pemerintah Bolmong untuk tetap menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Bolmong.
Inspektur upacara Neni Kumayas menambahkan kegiatan ini untuk mengajak kepada seluruh generasi muda Dumoga Bersatu untuk tetap menjaga dan mau melestarikan peninggalan Budaya untuk menjadi bekal ilmu dan dapat diwarisi oleh generasi selanjutnya.
“Sikap cinta tanah air harus selelu menggelora didalam setiap perjuangan apalagi, pemuda merupakan bagian yang tidak terpisakan dalam membangun daerag terutama melestarikan lingkungan sekitar” ujarnya.
Selain itu juga ia berharap agar Pemkab Bolmong memperhatikan lokasi puncak bukit Keramat untuk dijadikan tempat wisata Budaya di BMR.
Adapun yang ikut dalam kegiatan tersebut kelompok organisasi kepemudaan yakni GMNI, GMKI, Gerakan Pemuda Marhaen Bolmong, keluarga besar Marhaen, forum Bela Negara, BNN, P3DB, Panwaslu Kecamatan Dumoga serta siswa siswi SMK Negeri 2 Dumoga.
Bukit tersebut memiliki sejarah bagi warga sekitar. Bukit yang diberi nama Keramat, karena menurut warga banyak kejadian aneh yang terjadi. Konon sudah sejumlah warga yang masuk ke bukit itu tanpa kembali lagi. Itu dikarenakan saat masuk ke bukit yang dikelilingi pepohonan itu tidak memberi hormat. Bukit Keramat menurut warga, terdapat sejumlah peninggal zaman dulu.
Konon dikabarkan pula bukit Keramat merupakan pertama kali tempat tinggal warga Dumoga asli serta sebagai tempat berkumpulnya Bogani cikal bakal Bolaang Mongondow yang kemudian dari bukit tersebut berpinda ke wilayah Lolak, Passi, dengan Lolayan. Dari puncak bukit itu, gunung-gunung yang ada di sekitar semua kelihatan dari samua sisi mata angin, sehingga dikatakan keramat. (Mg3)