
TOTABUAN.CO BOLMONG — Kondisi cuaca tidak menentu, berdampak pada berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Pasalnya, nyamuk tersebut merupakan salah satu pembawa virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Data didapat hingga bulan ini, sudah ada 80-an penderita DBD yang tersebat di 15 kecamatan.
“Untuk kasus bulan April saja jumlah penderita DBD sudah mencapai 64 kasus. Saat ini suda ada sekitar 80 penderita DBD,” ujar Kepala Seksie (Kasie) P2L Dinkes Bolmong, Wiyono.
Ia menambahkan, meningkatnya jumlah kasus DBD itu, diakibatkan kurangnya perhatian dari masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitar.
“Kalau lingkungan kotor otomatia berkembang biaknya nyamuk tersebut sangat cepat. Sehingga bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk aedes aegypti itu,” katanya.
Ia menambahkan, pola fogging atau pengasapan saja tidak serta merta memusnahkan perindukan nyamuk tersebut.
“Saat ini masyarakat menilai, kalau dilakukan fogging bisa menyelesaikan masalah DBD, padahal tidak. Masyarakat perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar agar tetap bersih,” ujarnya.
Selain itu, terang Wiyono, ada juga distribusi penduduk dari luar daerah yang terkena penyakit DBD berobat di puskesmas wilayah Bolmong.
“Kebanyakan mahasiswa yang terkena penyakit DBD datang berobat di sini (Bolmong, red). Itu juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit itu. Makanya ketika ada pasien yang datang berobat, biasanya petugas puskesmas menanyakan kronologinya kenapa sampai terkena penyakit DBD itu. Tidak serta merta mucl penyakit DBD lalu langsung turun melakukan fogging,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Bolmong, Drg Rudiawan menuturkan, walaupun belum berstatus KLB (Kejadian Luar Biasa) namun pihaknya tetap melakukan penangan terkait pencegahan penyakit DBD.
“Walaupun belum bestatus KLB, tapi kami sudah melalukan prosedur KLB untuk penanganan penyakit DBD tersebut,” katanya. (Mg3)