TOTABUAN.CO, KOTAMOBAGU – Jurhum Lantong salah satu tokoh yang jadi perbincangan masyarakat Kotamobagu bahkan Sulut atas sengketa Pilwako Kotamobagu di Mahkamah Konstitusi (MK), menyerukan beberapa hal terkait hasil akhir yang akan diputuskan oleh MK, Rabu 24 Juli 2013.
Jurhum menyampaikan pandangan dan pesannya melalui akun facebook miliknya, sekira pukul 07.00 WIB Selasa 23 Juli 2013. Salah satu pesan juru bicara pakar hukum tata negera, Yusril Izha Mahendra ini, agar hasil MK dipandang sebagai konsep demokrasi Indonesia.
“Kepada sekalian masyarakat Sulawesi Utara, khususnya Kota Kotamobagu. Bahwa proses Pemilukada Kotamobagu berlangsung sampai ke MK, cukup menyita perhatian sebagaian besar masyarakat. Saya Jurhum Lantong mengingatkan diri saya, bahwa ini konsep demokrasi bangsa kita,” tulis kader Totabuan yang memiliki jaringan kuat tingkat nasional ini.
“Apapun hasil akhir pengdilan MK, mesti difahami dan diterima apa adanya dan biasa saja. Tidak ada istimewa. Karena telah berlaku bagi seluruh daerah di negera kita RI. Pihak termohon/tergugat dan terkait. Jika bantahan dan tangkisannya berasalan hukum, maka segera siapkan diri untuk resmi jadi wali kota dan wakil wali kota,” tulis caleg DPR RI dari Partai Bulan Bintang (PBB) dapil Sulut ini.
Namun sebaliknya, tulis Jurhum di wall facebooknya, pihak pemohon, penggungat, jika gugatan dan fakta gugatan beralasan hukum. Maka bersiaplah untuk bertarung, untuk pemungutan suara ulang.
“Sikap memahami dan menerima apa adanya pada akhirnya akan membina kesadaran kita berdemokrasi dengan cara-cara dewan dan bertanggung jawab. Berusaha menahan diri dari cara-cara berlebihan dan memaksakan diri,” seru Papa Acha panggilan orang Mongondow Jurhum.
“Saya akan selalu bersikap sadar dan rasional menghadapi keadaan sesulit apapun itu. Sebab pengalaman telah menghadapi kekuasaan, telah menyeimbangkan pengetahuan saya, bahwa sekuat ap kekuasaan itu, pasti satu waktu dan satu masa pasti akan berakhir juga,” katanya.
Dan terakhir, Jurhum menimpali dan menutup dengan bahasa khas aktifis. “Bagi saya berakhirnya setiap kekuasaan itu apa benar jadi pembelajaran? Ya pasti kehidupan tidak akan ikut berakhir oleh kekuasaan sebelumnya atau yang akan kemudian. Inilah sebagian dari sikap saya, Jurhum Lantong,”.
Peliput: Hasdy Fattah