TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Angka pengangguran di Kotamobagu dari tahun 2010 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan. Sesuai data dari Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu, untuk tahun 2015 angka pengangguran mencapai lima ribuan jiwa.
“Pengangguran terbuka dibagi dua ada pengangguran pernah bekerja dan tidak pernah bekerja sama sekali. Untuk pengangguran terbuka yang pernah bekerja sebanyak 1,873 jiwa sementara yang sama sekali belum pernah bekerja cukup tinggi yakni 3,759 warga,” kata Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial, BPS Kota Kotamobagu Sri Wahyuningsih, Kamis (19/5).
Sri menambahkan, selain penangguran terbuka untuk angkatan kerja, ada juga pengagguran secara pasif atau bukan angkatan kerja yakni yang tengah berstatus anak sekolah dan mengurus rumah tangga.
“Jadi selain pengangguran untuk angkatan kerja, ada juga pengangguran bukan angkatan kerja,” tambah Sri.
Angka pengangguran lanjutnya banyak disebabkan oleh minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengantongi ijazah. Pasalnya, saat ini untuk mendapatkan pekerjaan sudah harus memiliki ijazah baik SD, SMP dan SMA.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Pemkot, Hasna Pasambuna menuturkan instansinya mempunyai solusi untuk menekan angka pengangguran lewat jalur sekolah terbuka untuk tingkat SD, SMP dan SMA.
“Maka masyarakat Kotamobagu sudah bisa mengantongi ijazah untuk bekerja, dan bahkan untuk melanjutkan pendidikan lanjutan,” kata Hasna.
Khusus di tahun 2016 ini lanjut Hasan, akan kembali membuka kelas untuk tingkat SD, SMP dan SMA lewat jalur sekolah terbuka atau paket.
Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Tien Tegela juga terus membuat langkah agar pengangguran berkurang.
“Kami telah bekerjasama dengan pihak swasta terkait penerimaan karyawan baru. Di Dinsosnaker juga terpasang beberapa lowongan pekerjaan. Jadi bagi pencari kerja bisa mendapatkan informasi di kantor,” ujar Tien. (Has)