TOTABUAN.CO BOLTIM – Penggunaan dana perjalanan dinas para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) saat ini sudah menghabiskan dana 2.2 Miliar. Dana sebesar itu habis pada triwulan I dan triwulan II dalam semua kegiatan perjalanan dinas.
Dari data yang dihimpin anggaran perjalanan dinas DPRD Boltim keseluruhan, yakni 7 miliar lebih. Dana tersebut sdah mencakup untuk kelengkapan dewan.
“tujuh hari para anggota DPRD ke Jakarta. Mereka dapat uang lebih dari Rp 10 juta untuk pimpinan dewan dan untuk anggota lebih rendah. Kalau ke Manado selama lima hari sudah ada Rp 5 jutaan,” kata ketua LSM LAKI Boltim Ismail Mokodompit.
Ia menilai dana 2.2 miliar tidak sesuai dengan hasil yang didapat. Sebab, sekali berangkat anggota Dewan membawa pendamping hingga 10 orang.
“Mereka jarang pergi sendiri-sendiri karena saling iri. Karena lain dapat uang, sementara lain tidak,” tambahnya.
Dari biaya perjalanan dinas yang harus mereka terima setiap kali berangkat, setiap pimpinan mendapat uang lebih dari Rp10 juta. Sedangkan para anggota hanya mendapat 7-8 jutaan.
“Kalau ke Manado selama lima hari sudah ada Rp 5 jutaan,” terangnya.
Anggota DPRD Boltim Sumardia Modeong membantah akan hal itu. Menurutnya, perjalanan dinas oleh DPRD bertujuan untuk mengadopsi kelebihan-kelebihan positif dari aturan-aturan yang ada di daerah lain.
“Jika ada yang bilang seperti itu, berarti dia tidak tahu aturan dan kondisi yang sebenarnya di DPRD. Tidak mungkin itu, berarti kami sudah tidak turun-turun dari pesawat dong. Anda harus ingat, bahwa anggaran di Sekretariat DPRD itu dinamis. Bisa naik bisa juga turun,” kilahnya.(fac)