TOTABUAN.CO – PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) membidik laba setelah pajak sebesar Rp 1,10 triliun pada 2016. Secara year on year (yoy), target laba tersebut lebih tinggi sekitar 4,8% dibanding realisasi tahun lalu yang menyentuh Rp 1,05 triliun. Kendati, target yang dipasang perseroan terbilang konservatif dibanding pencapaian kenaikan laba tahun lalu yang melonjak 85,39% menjadi Rp 1,05 triliun.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, tahun ini perseroan lebih optimistis dengan pertumbuhan kredit dengan memasang target kenaikan sebesar 10,8% (yoy) menjadi sekitar Rp 35,9 triliun. Sejalan rencana dengan peningkatan kredit itu, diharapkan akan membuat pendapatan bunga yang Bank Mega raih lebih tinggi dan menyokong laba lebih baik pada akhir 2016.
Selain menaikkan kredit di level 10,8%, Kostaman menjelaskan, perseroan juga akan mengupayakan peningkatan fee based income maupun menjalankan efisiensi sebagai strategi meningkatkan laba. “Mengenai besaran kenaikan target laba yang di bawah realisasi tahun lalu, sebetulnya perseroan juga tidak menargetkan peningkatan yang besar pada 2015. Ya secara harapan, sekalipun perseroan memasang target yang konservatif, tapi realisasi dapat lebih,” ujar dia disela paparan kinerja di Jakarta, Kamis (7/4).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pencapaian laba tahun 2015 yang melesat sebesar 5,39% dari posisi Rp 568,06 miliar didukung berbagai aspek, seperti pendapatan bunga bersih (bank only) yang mencapai Rp 2,72 triliun. Kemudian, pendapatan operasional Bank Mega atas transaksi spot dan derivatif yang menjadi Rp 2,76 miliar, keuntungan atas penjualan aset keuangan berupa surat berharga sebesar Rp 345,77 miliar, dan komisi atas administrasi yang mencapai Rp 1,54 triliun.
Kendati berbeda dengan keadaan laba, tahun lalu total kredit emiten berkode MEGA ini justru turun 3,62% (yoy) menjadi Rp 32,40 triliun pada akhir 2015. Adapun, sebagai upaya menyesuaikan imbauan pemerintah dan menunjang peningkatan kredit perseroan berencana dua kali memangkas suku bunga kredit sepanjang tahun ini.
“Dalam dua tahapan itu, kami akan menurunkan lending rate masing-masing 100 Bps (basis poin). Jadi secara keseluruhan, Bank Mega akan memangkas 200 Bps untuk setiap segmen, kecuali bisnis kartu kredit tahun ini,” ungkap dia.
Berdasarkan data suku bunga dasar kredit (SBDK) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), posisi bunga dasar korporasi Bank Mega sebesar 13,50% pada akhir Februari 2016. Sementara, pada periode sama tingkat bunga pinjaman dasar atas kredit ritel perseroan mencapai 18,00%, kredit pemilikan rumah (KPR) 14,00%, dan 14,50% untuk kredit konsumtif non-KPR.