TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Wakil Walikota Kotamobagu, Djainudin Damopolii, Hari ini menutup secara resmi Kegiatan Praktek Lapangan oleh 216 Nindya Praja Institut Pendidikan dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulawesi Utara, yang di gelar di Aula Pemerintah Kotamobagu. Jumat (1/4) pagi Kemarin.
216 Praja Tersebut sudah melaksanakan kegiatan praktek lapangan sejak 5 maret 2016 di 23 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkup pemerintah Kotamobagu yang di resmikan sekaligus di buka oleh Walikota Kotamobagu, Ir.Tatong Bara, yang dilaksanakan selama satu bulan, hari ini resmi di tutup.
Wakil Walikota, Djainudin Damopolii dalam sambutannya mengucapkan terima kasih bagi seluruh Nindya Praja IPDN yang sudah memilih Pemerintah Kotamobagu untuk pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan.
“Dengan adanya Praktek Lapangan oleh adinda Praja IPDN, ini sangat membantu jalannya pelayanan bagi masyarakat di Kotamobagu, juga membantu Kepala SKPD untuk menjalankan program pemerintahan” ucap Djainudin.
Ia berharap, Sekolah Kepamong Prajaan tersebut bisa bekerja sama terus dengan pemerintah kota dalam hal menjadi tempat dimana pelaksanaan kegiatan serupa oleh Nindya Praja IPDN.
“Banyak nilai positif yang didapat ketika nindya Praja melaksanakan praktek lapangan di Kotamobagu, dan ini menjadi satu kebanggaan bagi kita karena dengan merekalah yang berasal dari kabupaten/kota berbeda di indonesia bisa membawa nama kotamobagu sampai dikenal sampai ke pelosok negeri” harap Djainudin.
Semntara itu, turut hadir dalam acara penutupan praktek lapangan Praja IPDN, Wakil Rektor IPDN, Erlina Hassan mengatakan dengan bertahannya sekolah kepamong prajaan tersebut bisa menjadi contoh bagi pemerintahan di setiap daerah di indonesia.
“Menjadi kesukuran dimana Cebolan IPDN tidak ada seorangpun yang terlibat kasus korupsi ketika melaksanakan kewajiban sebagai abdi negara di setiap pemerintahan karena pendidikan yang mereka dapat adalah pendidikan intelektual” pungkasnya.
Dia berharap dukungan akan Sekolah IPDN di tanah air bisa memperkokoh persaudaraan dan menjalin kekeluargaan.
“Menyatukan Republik Indonesia, Karena mereka berasal dari seluruh indonesia. Kami terus bekerja keras untuk mendidik kader berikutnya agar memiliki wawasan luas. Agar bisa berbaur dengan Suku, Agama dan Keyakinan apapun di negara Kesatuan Republik Indonesia” tutup wakil Rektor yang juga mantan Guru, dari Sekretaris Kota (Sekkot) Tahlis Galang saat masih menjadi nindya Praja.(**)