TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu menegaskan penolakan atas paham radikalisme yang merusak tatanan Keamanan dan Ketertiban di tengah masyarakat. Hal ini ditegaskan Walikota Kotamobagu, Ir Tatong Bara melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkot, Aljufri Ngandu SPd. minggu (20/3)
“Kita sudah melihat dampak dari paham radikalisme yang sangat merugikan tatanan masyarakat. Secara tegas, kita di Kota Kotamobagu menolak masuknya paham radikalisme. Dan, sangat dihimbau kepada masyarakat, untuk mencegah jangan sampai masuk dan berkembang paham-paham radikalisme yang mengatasnamakan agama,” tegas Aljufri.
Sejauh ini, pencegahan atas masuknya masih berlangsung turun melakukan pendataan di setiap desa dan kelurahan. Selain itu, razia di sejumlah tempat umum terus digalakkan Pemkot, yang bekerja sama dengan sejumlah instansi.
“Sulawesi utara merupakan daerah perbatasan langsung dengan Negara luar. Oleh karena itu, kita terus melakukan pencegahan dengan meminta seluruh perangkat desa, dan kelurahan melakukan pendataan atas masuknya pendatang baru,” tambah Aljufri.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Irianto Mokoginta mengungkapkan, pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) terus melakukan koordinasi untuk memantau masuknya paham radiklaisme berupa ISIS. Selain itu, Forkompinda dan FKUB sudah mendeteksi masuknya paham Syiah di tengah masyarakat.
“Tiap bulannya kita mengadakan rapat bersama Kominda dan FKUB. Tetapi, sejauh ini belum terdeteksi adanya ISIS di Kotamobagu. Tetapi, kita terus menjalankan fungsi pencegahan sesuai dengan program di masing-masing lembaga. Yang ada sejauh ini telah masuknya paham Syiah di tengah masyarakat. Kita masih akan mendalaminya,” ungkap Irianto.(has)