TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Panitia pemilihan putra-putri kota Kotamobagu bersepakat, bahwa iven tahunan ini berganti nama, menjadi pemilihan Uyo dan Nanu. Pergantian nama iven ini, demi menonjolkan nilai budaya Mongondow.
“Kita ingin menonjolkan nilai kemongodowan dalam ajang bergensi ini,” ujar kepala dinas perhubungan kebudayaan pariwisata dan informasi (Dishubparkominfo) Kotamobagu Agung Adati.
Agung menjelaskan, pergantian nama iven ini hasil rumusan panitia bersama sejumlah pemerhati masalah budaya.
Selain itu mantan Kabag Humas itu menambahkan, penyelenggaraan pemilihan Uyo dan Nanu Tahun 2016 ini, panitia telah mempersyaratkan bahwa bahasa mongondow sebagai syarat untuk menjadi finalis.
“Jadi finalis Uyo dan Nanu harus tahu berbahasa Mongondow. Siapa lagi yang akan melestarikan bahasa Mongondow selain generasi muda kita. Apalagi Uyo dan Nanu yang terpilih nanti akan menjadi duta daerah, untuk mempromosikan budaya dan adat istiadat orang Mongondow,” tuturnya.
Sebenarnya tahapan seleksi sudah dilakukan sejak pekan lalu. Namun kata Agung, hasilnya banyak peserta yang tidak mengerti bahkan tak bisa berbahasa Mongondow. Untuk itu Panitia pelaksana kembali menambah waktu pendaftaran sampai dengan pertengahan April 2016 kedepan. Hal ini dilakukan untuk mengakomodir usulan sejumlah peserta yang masih harus mengikuti ujian semester.
Dengan perpanjangan waktu pendaftaran ini diharapkan akan memberi kesempatan kepada peserta lainnya untuk dapat mengikuti seleksi. (**)