TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Wali kota Kotamobagu Tatong Bara melalui Sekretaris kota (Sekot) Tahlis Gallang mengatakan, kehadiran Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut para pekerja industri pariwisata yang ada di Kotamoagu harus meningkatkan standar dan kompetensi.
Talis menjelaskan, ada 32 bidang profesi disektor pariwisata, diantaranya pemandu wisata, dan pelaku usaha hotel serta restoran. Mereka dituntut untuk mampu bersaing dengan pekerja dari negara ASEAN lainnya yang akan bebas masuk ke Indonesia khususnya Kota Kotamobagu.
“Kita harus meningkatkan kemampuan pekerja industri pariwisata melalui pelatihan bersertifikasi dan jelas standar kompetensinya. Pemkot Kotamobagu sendiri bahkan sudah menyiapkan berbagai pelatihan secara gratis di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kotamobagu,” kata Tahlis.
Namun sayangnya kata dia, ada beberapa jenis pelatihan yang pesertanya sangat minim.
“Mungkin karena faktor budaya yang masih menjadi momok,”tambahnya.
Untuk kedepannya Ia berharap pihak swasta dapat menginisiasi langkah tersebut karena kita tak bisa berharap terus dari pemerintah. Karena pemerintah memiliki keterbatasan tenaga dan anggaran, untuk meningkatkan kualitas SDM bidang Pariwisata. (Has)