TOTABUAN.CO-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat dalam rentang yang terbatas pada awal pekan ini karena dibayangi aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa global akhir pekan lalu bergerak bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro akhir pekan lalu berhasil rebound 1,8 persen di 2.929,16.
Di Wall Street, lanjutnya, indeks DJIA dan S&P akhir pekan lalu masing-masing koreksi 0,3 persen dan 0,2 persen tutup di 16.639,97 dan 1.984,05. Indeks Nasdaq berhasil menguat 0,2 persen di 4.590,47. Harga minyak mentah koreksi 0,9 persen di US$32,78 per barel.
“Pada perdagangan awal pekan sekaligus akhir Februari, penguatan IHSG diperkirakan akan terbatas karena dibayangi aksi ambil untung jangka pendek,” katanya dalam riset, Senin (29/2).
Menurutnya, pergerakan pasar akan dipengaruhi penguatan dolar AS atas sejumlah mata uang kawasan yang berimbas pada rupiah. Dari kawasan Asia, kata David, sentimen pasar akan digerakkan data manufaktur China Februari diperkirakan masih terkontraksi.
“Sejumlah isu individual terutama terkait rilis laba 2015 sejumlah emiten sektoral turut mempengaruhi pergerakan indeks. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.710 hingga 4.765 berpeluang menguat terbatas,” jelasnya.
David menilai perdagangan saham akhir pekan lalu didominasi aksi beli menyusul pergerakan bullish harga sejumlah komoditas dan sejumlah isu individual positif seperti rilis laba 2015 dan rencana buyback saham sejumlah emiten sektor energi.
“Rendahnya risiko pasar global dan kawasan akhir pekan lalu juga turut menopang rally IHSG yang berhasil tutup di 4.733,149 menguat 74,826 poin (1,6 persen). Sepekan, IHSG berhasil rebound 0,76 persen,” katanya.
Sementara, pasar di Wall Street menurutnya digerakan sentimen harga minyak mentah dunia yang kembali koreksi tipis dan data ekonomi AS seperti angka pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2015 dan inflasi inti AS yang di tumbuh di atas ekspektasi yang memicu penguatan dolar AS.
“Pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV 2915 mencapai 1 persen (secara kuartalan), di atas perkiraan 0,4 persen. Sedangkan indeks Core Personal Consumption Expenditure Price (PCEP) Januari 2016 tumbuh 1,7 persen secara tahunan dan 0,3 persen secara bulanan di atas perkiraan,” jelasnya.
Ia menilai perkembangan ekonomi AS yang tumbuh positif tersebut memicu spekulasi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate (FFR) pada pertemuan FOMC Juni mendatang.
“Selama sepekan indeks DJIA dan S&P di Wall Street melanjutkan tren penguatan pekan sebelumnya masing-masing menguat 1,5 persen dan 3,5 persen. Harga minyak mentah di AS sepekan terakhir menguat 10 persen,” ucapnya.
Analis KDB Daewoo Securities Franky Rivan mengatakan, secara teknikal sinyal penguatan (bullish signal) pada pergerakan harian dengan sisa celah support 4.686,57-4.691,43 di titik 96,90, mencerminkan adanya peluang penguatan dalam ruang yang terbatas.
“Waspadai aksi ambil untung yang akan membayangi penguatan IHSG di perdagangan awal pekan ini. Ekspektasi ruang gerak berada pada rentang 4.650-4.765 untuk menutup celah resistensi 4.760,24 di awal pekan ini,” jelasnya.
Berikut Saham Pilihan First Asia Capital:
- ASII 6700-7000 Buy, SL 6500
- BBRI 10750-11400 Buy, SL 10400
- BMRI 9400-9700 Buy, SL 9200
- ADHI 2600-2725 Buy, SL 2500
- PTPP 3750-3900 Buy, SL 3600
- BBCA 13250-13550 TB, SL 12800
- ITMG 6200-6700 SoS, SL 5900
- PTBA 5000-5400 TB, SL 4700
- INDY 130-155 TB, SL 120
- BEST 272-290 TB, SL 260
sumber:cnnindonesia.com