TOTABUAN.CO -Kendaraan robotika nirawak Curiosity milik NASA sejak Agustus 2012 sudah menjelajahi daratan planet Mars. Namun jauh sebelumnya, NASA sudah meluncurkan dua ‘kakaknya’ yang bernama Spirit dan Opportunity. Belakangan, badan antariksa Amerika Serikat ini merilis data baru yang pernah ditemukan oleh Spirit.
Spirit pada 2008 lalu mengumpulkan data dari berbagai batuan di permukaan Planet Merah yang lokasinya di sekitar kawah Gusev. Tim analis NASA belakangan menelitinya dan menduga batuan tersebut terbuat dari silica.
Catatan kecil, silica sendiri adalah senyawa silikon-oksigen dalam kadar tinggi.
Mengutip situs ExtremeTech, batuan Mars tersebut cukup unik sebab bentuknya seperti sayuran kembang kol. Oleh karena itu, batuan Mars ini diberi nama panggilan “cauliflower rocks” oleh tim peneliti.
Batuan kembang kol tersebut kemudian dianggap bisa menyimpan petunjuk baru mengenai kehidupan purbakala di Mars. Mengapa?
Wajar sifatnya apabila ada batuan mengandung silica di lingkungan vulkanik, khususnya di area air panas. Sebagaimana diwartakan Universe Today, batuan silica banyak ditemukan di Bumi, contohnya di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat.
Nah, endapan silica di Bumi merupakan sumber kehidupan mikroba. Di Bumi, mikroba membentuk endapan silica menjadi bentuk yang tidak biasa.
Mengacu pada hasil penelitian Steven Ruff dan Jack Farmer dari Arizona State University, mereka mencatat bahwa formasi yang ditemukan di Mars itu secara visual sangat mirip dengan batuan di gurun Atacama di Chile.
Ada dua alasan. Pertama, gurun Atacama adalah tempat paling kering di Bumi dengan suhu yang bergantian antara dingin dan panas, serta tingkat sinar Matahari yang lebih tinggi dibanding tempat-tempat lain. Kondisi ini menjadikan Atacama sebagai lingkungan simulasi Mars.
Kedua, Atacama adalah lokasi yang kaya akan kehidupan mikroba, maka gurun pasir ini diyakini bisa membantu mendalami informasi mengenai bagaimana kehidupan efektif bisa bertahan di Planet Merah.
Yang jelas, tanpa adanya pengujian struktur temuan tersebut, tim peneliti belum bisa menentukan bagaimana pembentukan batu silica Mars tersebut.
Sebelumnya pada Juli 2015, Curiosity menemukan bongkahan batuan aneh di Mars yang juga mengandung silica. NASA kemudian memberi nama Elk.
Sumber:cnnindonesia.com