TOTABUAN.CO – PT Pertamina (Persero) berkomitmen meningkatkan transparansi dan akuntabilitas proses pengadaan minyak dan produk minyak melalui Integrated Supply Chain (ISC). Saat ini, terdaoat lima program terobosan dalam ISC 1.0.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebutkan, lima program fase ISC 1.0 itu adalah memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina, terobosan berikutnya dengan membuka kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan.
“ISC 1.0 juga menerapkan terobosan lain berupa penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayarantelegraphic transfer (TT),” kataWianda, diJakarta, Senin (8/2/2016).
Wianda mengungkapkan efisiensi dalam pengadaan juga dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan kapal-kapal yang dikelola oleh Pertamina, baik untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) minyak mentah, dan elpiji impor dari titik penjualan ke dalam negeri.
Dalam hal pengadaan, telah menunjukan keberhasilan dengan adanya renegosiasi kontrak dengan Saudi Aramco, yang memiliki kontrak evergreen dengan Pertamina sekitar 120 ribu barel per hari (bph). Sejak Juni 2015, Saudi Aramco bersedia untuk tidak lagi mewajibkan Pertamina menerbitkan letter of credit (L/C).
“Ini adalah bentuk kepercayaan dari pemasok minyak mentah kepada Pertamina dalam kaitannya dengan jaminan pembayaran. Berapa sen pun yang dapat kami hemat, Pertamina akan lakukan upaya terbaik untuk meraihnya, tentu saja sesuai dengan kaidah-kaidah dan best practices yang ada. Sepanjang tahun lalu ISC telah memberikan penghematan untuk Pertamina sekitar US$208,1 juta,” terang Wianda.
Menurut Wianda, transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Perkuatan ISC dilakukan dengan mengembalikan fungsi ISC dan sekaligus meningkatkan kewenangannya, efisiensi dari sisi pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan ISC salah satunya dilakukan dengan mengevaluasi ulang kontrak-kontrak pembelian sebelumnya.
“ISC akan melakukan upaya terbaik untuk mendapatkan harga yang paling optimal bagi Pertamina,” ujarnya
Keterbukaan Pertamina pengadaan minyak mentah dan BBM dengan cara mengundang daftar mitra usaha terseleksi (DMUT) untuk terlibat dalam pengadaan minyak mentah dan produk BBM. Penetapan DMUT juga cukup ketat karena harus memenuhi sejumlah kualifikasi tertentu seperti detail bisnis perusahaan, detail laporan keuangan, detail bank, dan lain-lain.
“Melalui ISC, peserta tender lebih variatif, harga lebih kompetitif, dan posisi tawar semakin tinggi. Informasi tender kami buka melalui website Pertamina yang semua orang dapat mengaksesnya,”
Sumber : Liputan6.com